|
SOREANG, (PR).-Gubernur Jawa Barat H. Danny Setiawan menyarankan dibangunnya danau buatan di lahan yang tidak produktif, untuk penanganan banjir yang sering melanda daerah aliran Sungai Citarum di Kab. Bandung. Gubernur juga mengharapkan terjalinnya kerja sama antara Pemprov Jabar dan Kab. Bandung untuk segera melakukan normalisasi Sungai Citarum. "Jadi kalau hujan datang, ’parkir’-nya tidak di rumah warga melainkan ke danau buatan yang berada di kawasan rawan banjir," ungkap Danny dalam dialog dengan korban banjir di kantor Kecamatan Majalaya, Kab. Bandung, Kamis (10/4). Bersama Bupati Bandung Obar Sobarna, Danny mengajak seluruh warga untuk berpartisipasi menyukseskan projek danau buatan yang dianggap sebagai solusi efektif untuk mengatasi banjir. Menurut Danny, masyarakat yang tinggal di beberapa daerah rawan banjir seperti Majalaya, Ibun, Solokan Jeruk, Rancaekek, Dayeuhkolot, Banjaran, dan Baleeendah memiliki andil besar untuk mengatasi persoalan Sungai Citarum. Hal itu karena, untuk membuat danau, pemerintah harus mengeluarkan anggaran untuk membeli lahan milik warga. "Jangan karena tahu mau dibeli pemerintah, warga di sini jadi menjual dengan harga tinggi. Nanti pemerintah jadi nggak sanggup bayar. Akibatnya adalah kegagalan projek danau buatan, sehingga banjir akan terus datang setiap tahun," ujar Danny. Anggaran yang akan dikeluarkan untuk menyukseskan program tersebut berasal dari pemerintah pusat, provinsi, dan Kab. Bandung. Selain membuat danau, Danny pun mengajak pemerintah untuk bekerja sama dengan masyarakat guna memperbaiki drainase. "Salah satu penyebab terjadinya genangan air adalah sistem drainase yang buruk. Oleh karena itu, masyarakat harus bersinergi dengan pemerintah untuk membenahi drainase secara sauyunan," ujarnya. Sementara warga yang tinggal di hulu Sungai Citarum diimbau untuk melakukan penghijauan. Hal itu perlu dilakukan agar air tak langsung memenuhi Sungai Citarum dan menyebabkannya meluap. Dalam kesepatan itu, Danny Setiawan memberikan sumbangan berupa 2 ton beras, 2.000 bungkus mi instan, 500 kaleng kornet, 1.500 kaleng sarden, dan 200 paket untuk bayi dan ibu. Menanggapi imbauan Gubernur, Bupati Obar Sobarna menyatakan akan segera membicarakan hal tersebut, termasuk dari sisi anggaran, dengan anggota DPRD Kab. Bandung dan dinas terkait. "Seperti kata Gubernur, masalah Sungai Citarum harus segera diatasi. Namun, semua ada prosesnya karena butuh pengkajian lebih jauh sebelum projek dimulai. Namun, mudah-mudahan tahun ini projek tersebut bisa segera terlaksana," ungkap Obar. Genangan Pascabanjir yang melanda Kec. Majalaya Kab. Bandung, beberapa kawasan masih digenangi air. Sepanjang Jln. Tengah, Desa Majalaya, Kec. Majalaya, air masih menggenang setinggi mata kaki. Akibatnya, murid SDN Malajaya IV yang berada di kawasan jalan tersebut, harus membuka sepatu untuk mencapai sekolah mereka. "Daripada sepatu saya basah, mendingan nggak usah pakai sekalian. Soalnya di rumah sama di sekolah pada banjir," tutur Acep (11), salah seorang murid. Bagitu pun dengan Yunia. Bocah cilik yang kini duduk di kelas IV itu mengaku sangat senang walaupun sudah dua hari tak dapat memakai sepatu kesayangannya. "Seneng banget bisa main air terus," ujarnya. "Karena banjir yang tak juga surut di sekolah kami, saya mengizinkan murid-murid memakai sandal ataupun tidak sama sekali," tutur Kepala SDN Majalaya IV Yati Usdiati. Menurut dia, sejak terjadi banjir di seluruh wilayah Kec. Majalaya, Senin (7/4) malam, air terus menggenangi sekolah mereka. Puncaknya adalah Selasa (8/4) saat ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. (CA-164) Post Date : 11 April 2008 |