|
BANDUNG, (PR).-Ketua DPRD Kab. Bandung, Agus Yasmin, mengaku kecewa dengan rencana pembangunan pabrik pengolahan sampah menjadi energi listrik (waste to energy) di Kel. Mekarmulya Kec. Rancasari Kota Bandung. Rencana itu dianggap tidak sebanding dengan pengorbanan warga Cipatat selama ini yang telah dilakukan untuk menyelamatkan sampah warga Bandung. Terus terang saya mendukung sistem pengelolaan sampah dengan cara yang lebih modern. Warga Kab. Bandung juga dengan senang hati menyumbang sampah jika Kota Bandung masih memerlukannya. Namun demikian, tetap harus memerhatikan kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Mengapa pabrik pengolahan sampah di Rancasari? Mengapa tidak di Sarimukti Cipatat saja yang jelas-jelas sampahnya sudah bertumpuk? kata Agus Yasmin, usai acara launching profil peluang investasi Kab. Bandung di Kopo Square, Rabu (7/2). Menurut dia, saat ini masyarakat Sarimukti cukup tersiksa dengan bau tak sedap tumpukan sampah sepanjang hari. Namun, masyarakat telah berkomitmen untuk mendukung TPA sebagai upaya membantu permasalahan sampah di Kota Bandung dan sekitarnya sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar Cipatat. Disebutkan pula, kenyataan di lapangan menunjukkan, lahan bekas TPA Kota Bandung dibiarkan begitu saja tanpa rehabilitasi lingkungan. Kami khawatir nasib yang sama akan terjadi pada Sarimukti. Habis manis sepah dibuang, kata Agus. Dalam waktu dekat DPRD Kab. Bandung akan meninjau Sarimukti untuk melihat kondisi terkini. Termasuk, penanganan air lindi yang disinyalir telah membunuh ikan-ikan milik warga yang telah tercemar. (A-124) Post Date : 08 Februari 2007 |