|
Pangkal Pinang Sepertinya persoalan yang dihadapi Pemerintah Propinsi Kepulauan Babel semakin tahun bukannya berkurang, akan tetapi sebaliknya yakni meningkat. Belum selesai satu masalah, kini muncul lagi masalah baru tentang air. Perhatian pemerintah dan masyarakat sampai saat ini terhadap air bersih dinilai masih sangat rendah. Hal itu terbukti dari anggaran dana yang dialokasi untuk pembangunan sarana air bersih, hingga sekarang mencapai angka kurang lebih 1 persen saja. Ungkapan itu disampaikan Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Propinsi Kepulauan Babel, Chairul Amri, kepada wartawan saat istirahat siang Lokakarya Sinergi Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat, di Hotel Mitra Jalan Mentok, Selasa(13/9). Menurutnya, berdasarkan data sementara yang ada, dana fisik pendukung sumber daya air Babel hanya sekitar 1,08 persen. Angka tersebut bila dibandingkan dengan alokasi kepentingan sektor lain, jauh sangat kecil. Padahal kalau disadari betul, air merupakan salah satu sektor penting dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sehari. Tanpa adanya air bersih yang mendukung kegiatan hidup masyarakat, bagaimana mungkin masyarakat bersangkutan dapat hidup dengan sehat. Untuk mencapai itu, tentu dibutuhkan kerja keras dengan penuh kesungguhan dan menumbuhkan serta meningkatkan kesadaran diri kelompok masyarakat dan pemerintah untuk memperhatikan persoalan serius ini, khususnya dari segi pendanaan bisa ditingkatkan lagi dari jumlah yang ada saat ini, tukasnya. Lebih jauh dikatakan, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah propinsi dalam hal ini melalui Bappeda bekerja sama dengan WASPOLA untuk menggugah kesadaran dan meningkatkan kepedulian terhadap air, yaitu dengan cara melakukan lokakarya, yang menghadirkan stake holder di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota, swasta, dan LSM yang ada. Melalui lokakarya tersebut, bagaimana caranya untuk mencari konsep yang tepat untuk meningkatkan kepedulian pemerintah dan masyarakat dalam menangani permasalahan air bersih. Terutama dari segi dukungan pendanaannya. Nantinya, hasil dari lokakarya yang berbentuk Renstra (Rencana Strategis), akan dikirimkan ke masing masing pimpinan daerah baik tingkat satu maupun tingkat dua (eksekutif dan legislative), untuk menjadikan dasar bagi pemimpin masing masing daerah dalam menentukan kebijakan air bersih ke depan. Ditambahkan, WASPOLA juga telah memberikan bantuan dana yang disalurkan dalam bentuk kebijakan kepada 7 propinsi dan 21 kabupaten/kota di Indonesia, termasuk Babel, sebesar Rp 1M. Oleh karenanya kami berharap kedepannya ada peningkatan dalam bentuk pendanaan dari pemerintah maupun swasta. Apalagi dengan adanya target pemerintah, bahwa pada tahun 2015 Indonesia sudah bisa mencakup 50 persen penduduk dapat memenuhi kebutuhan air minum untuk dikonsumsi atau yang disebut dengan MDG (Millenium Development Goals), ungkapnya. Dalam kesempatan sama konsultan Waspola, Husen Pasaribu membenarkan kalau kesadaran masyarakat akan air bersih khususnya yang digunakan untuk konsumsi masih rendah. Namun untuk Babel saat ini boleh dikatakan cukup baik bila dibandingkan dengan beberapa daerah propinsi lainnya.Akan tetapi pemerintah dan swasta disarankan mulai sekarang harus sudah memikirkan dengan bersama- sama bagaimanan meningkatkan persediaan sumber air bersih yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat setempat setiap saat. (PI/I/helmi) Post Date : 14 September 2005 |