NGAMPRAH, (PR).- Warga RW 1, Kampung Cangkorah, Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, menuntut industri dan pemerintah untuk segera memperbaiki saluran air (drainase) yang melintasi permukiman mereka. Sempitnya drainase, menyebabkan enam kali banjir limpasan dari saluran itu dalam tiga tahun terakhir di permukiman, terutama dua puluh rumah di RT 1, 2, dan 3.
"Saluran air yang melewati permukiman warga terlalu kecil, sementara volume air begitu besar. Pembuangan air juga dilakukan oleh lima perusahaan di kawasan Desa Cangkorah dan Giriasih. Kami minta perusahaan memperbaiki saluran air dan memberikan ganti rugi kepada warga yang rumahnya kebanjiran," kata Ketua RW 1 Deni Rustandi di Kantor Desa Cangkorah, Selasa (2/11).
Dia mengatakan, banjir limpasan terakhir terjadi Jumat (29/10) sore, setelah hujan deras. Karena daya tampung saluran tidak memadai, air meluap dan menggenang dua puluh rumah warga di RT 1, 2, 3 dengan ketinggian 70 sentimeter.
Selain menggenangi rumah warga dengan ketinggian sampai sepinggang orang dewasa, air juga meluap ke sawah. Genangan air limpasan baru surut Sabtu (30/10) sore. Kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Menurut Deni, warga sempat emosi dan berang akan berunjuk rasa ke perusahaan. Namun, karena sudah diredam akhirnya tuntutan disampaikan ke pihak pemerintah desa untuk ditindaklanjuti. "Tidak ada kepedulian dari perusahaan," kata Deni geram.
Dalam suratnya, warga meminta pemerintah mengurus hal ini dan memfasilitasi pertemuan dengan perusahaan, untuk mencari solusi dalam jangka waktu tiga puluh hari. Yang diinginkan warga adalah perbaikan saluran atau penataan drainase sepanjang 200 meter, dengan menambah lebar dan dalam saluran yang kini lebarnya hanya 70 sentimeter dengan kedalaman 70 sentimeter. Kecilnya saluran tidak berimbang dengan debit air cukup besar, terlebih saat musim hujan.
Sejarah baru
Kepala Desa Cangkorah Usep Sumpena mengatakan, banjir limpasan baru terjadi setelah maraknya pembangunan pabrik di kawasan Cangkorah dan Giriasih. Menurut dia, ada empat perusahaan yang terdapat di wilayah Cangkorah dan Giriasih adalah PT Namasindo Plast, PT Armindo Sinar Nusa, PT Mandala, dan PT Giri Asih Jaya (GAJ).
Dia menjelaskan, asalnya saluran air melewati tengah sawah, jadi ketika meluap tidak membanjiri permukiman. Namun, maraknya pembangunan pabrik membuat saluran air dipindahkan, sehingga berbatasan langsung dengan permukiman RW 1. Akibatnya, saat meluap, air langsung melimpas ke rumah warga, terutama RW 1.
Kepala Seksi Trantib Kecamatan Batujajar Dudung Kusmana mengatakan, untuk meredam emosi warga perwakilan perusahaan dan warga akan diundang untuk membicarakan solusi masalah ini secara bersama.
"Kami harap perusahaan bisa menanggapi serius masalah ini dan mau datang, untuk bermusyawarah agar tidak memancing lagi kemarahan warga," ujarnya. (A-168)
Post Date : 03 November 2010
|