|
PATI - Rekanan CV Bima Abadi yang kini tengah mengerjakan perbaikan saluran Bendororoto untuk mengisi Waduk Gunungrowo di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Pati, mengalami kesulitan untuk mengalihkan air dari saluran tersebut. Sebab, warga pemilik tanah di sekitar saluran itu tidak memperbolehkan tanahnya dilewati talang air sementara. Sehubungan dengan hal itu, kata direktur CV yang bersangkutan, Chris Budiarso, besar kemungkinan jangka waktu yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan itu tidak tepat. Dengan kata lain, untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut bisa mundur dari waktu yang dijadwalkan. Apalagi, kata dia lebih lanjut, sisa waktu yang tersedia tinggal sekitar satu setengah bulan, namun masalah untuk mengalihkan air sementara belum tuntas. Padahal tambahan pekerjaan itu tidak termasuk dalam perencanaan yang ditawarkan pada saat lelang proyek sehingga harus ada penghitungan ulang untuk volume pekerjaan. Terlepas dari masalah itu, pihaknya tidak habis mengerti dengan sikap sejumlah warga pemilik tanah di sekitar lokasi pekerjaan. Untuk keperluan tersebut, dia sudah bersedia menyewa atau membayar ganti rugi selama tanah warga itu digunakan untuk memasang talang air sementara, agar air tetap mengalir ke waduk. Bahkan berapa pun ganti rugi yang akan diberikan, warga tetap tidak bersedia. Oleh karena itu, kondisi di lapangan yang dihadapi saat ini sudah dilaporkan ke pihak pengguna anggaran, yaitu Dinas Permukiman dan Prasarana (Diskimpras) Kabupaten Pati. Akibatnya, pelaksanaan pekerjaan untuk sementara terpaksa ditangguhkan. "Padahal jika air tidak bisa dialihkan dengan memasang talang sementara, maka perbaikan saluran pengisi sepanjang hampir 100 meter yang mengalami kerusakan itu sulit dilaksanakan," ujarnya. Perbaiki Sarana Kepala Subdin Pengairan Diskimpras Soetarno ST, ketika dimintai tanggapan berkaitan dengan masalah itu membenarkan. Pihaknya juga tak habis mengerti terhadap sikap warga yang sama sekali tidak kooperatif, padahal pekerjaan itu untuk memperbaiki sarana kepentingan umum. Memang benar, saluran yang rusak dan harus diperbaiki itu untuk mengisi air Waduk Gunungrowo yang sampai saat ini belum mencapai 50 % dari kapasitas daya tampung maksimal. Selama ini, air waduk itu lebih banyak dimanfaatkan oleh para petani di daerah hilir. Hal itu tidak hanya dialami oleh rekanan yang mengerjakan proyek perbaikan saluran itu, sebab di lokasi proyek lainnya seperti di Bendung Cabean pun warga sekitar proyek sikapnya tak jauh berbeda. Mereka juga menuntut perbaikan jalan desa yang dilewati kendaraan pengangkut material. (ad-15m) Post Date : 14 April 2005 |