|
Indramayu, Kompas - Perbaikan di beberapa titik jalan raya pantai utara Jawa Barat dituding sebagai salah satu penyebab utama terjadinya banjir di kawasan itu. Perbaikan menyebabkan perubahan saluran dan gorong-gorong di bawah jalan sehingga menyumbat aliran air. Kepada Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan yang meninjau pantura, Selasa (6/2), Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin melaporkan, perbaikan di jalan pantura sangat mengganggu proses aliran air. Pasalnya, gorong-gorong atau saluran air yang ada di bawah jalan pantura sering kali tersumbat dan tidak berfungsi secara maksimal. Akibatnya, air dari sungai yang seharusnya dibuang ke laut tertahan dan akhirnya meluber ke permukiman dan sawah warga. Meski bukan yang terbesar, banjir kembali meluas di sepanjang pantura Jabar. Air dari sungai yang berada di sekitarnya menggenangi empat daerah, yakni Kabupaten Karawang, Subang, Indramayu, dan Kabupaten Cirebon. Sekitar 30.000 rumah penduduk terendam air. Akibatnya, sekitar 15.000 penduduk mengungsi. Selain itu, sebanyak 17.000 hektar lahan pertanian padi pun terendam. Perbaikan di jalan pantura memang tidak pernah berhenti. Hampir setiap tahun ada perbaikan, dan setiap tahun pula banjir terjadi di sana. Berdasarkan pantauan Kompas, kemarin, di sepanjang jalur pantura banyak titik yang masih diperbaiki. Akibatnya, hanya satu jalur yang bisa berfungsi dengan baik. Pemerintah Kabupaten Indramayu sebenarnya telah mengadakan pembicaraan dengan pihak pekerjaan umum. Dalam beberapa kali pembicaraan, akhirnya ada semacam kesepakatan yang menyatakan gorong-gorong itu akan diperlebar kembali. Namun, hingga banjir datang usaha itu belum berjalan maksimal. Air sungai lebih dahulu meluap akibat hujan deras yang datang. Pemprov serius Hal yang sama juga dikatakan Bupati Subang Eep Hidayat. Menurut Eep, perbaikan jalur pantura menjadi satu masalah utama. Semula ada tiga saluran, tetapi sejak adanya pembangunan, satu saluran menyempit sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik. Akibatnya, air yang seharusnya menuju ke laut terhambat dan tidak bisa mengalir dengan baik. Akhirnya permukiman dan lahan warga tergenang air luapan sungai. "Hal ini seperti yang terjadi di Pusakanagara. Di sana ada perbaikan jalan yang notabene adalah jalan negara. Selain akan melakukan pembicaraan dengan pihak terkait, tindakan tertentu juga akan segera dilakukan," kata Eep. Menanggapi hal ini, Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan akan menyalurkan aspirasi ini ke tingkat yang lebih tinggi. Pembicaraan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Barat dan pihak pembangunan akan dilakukan. Bahkan, wacana penambahan backhoe juga akan menjadi prioritas untuk daerah pantura. "Rencana normalisasi sungai akan mendapatkan perhatian serius dari Pemda Jabar. Namun, selain itu, saya mengharapkan agar pemkab juga bisa membangun embung penahan air, meninggikan tanah untuk memudahkan proses evakuasi bila terjadi banjir. Namun, saya juga akan menekankan agar perbaikan tidak hanya terjadi di hilir saja, tapi juga dimulai di wilayah hulu," kata Danny. (CHE) Post Date : 07 Februari 2007 |