Medan, Kompas - Perbaikan drainase di 20 titik di Kota Medan belum mampu membebaskan kota itu dari banjir. Peta aliran air perlu diubah karena sungai dan parit yang ada tidak mampu menampung air ketika hujan lebat. Perubahan peta aliran ini melibatkan instansi lain.
”Hujan yang terjadi pada Selasa lalu luar biasa besar. Air mestinya bisa mengalir ke sungai kecil dan parit, tetapi nyatanya tidak sehingga terjadi genangan di sejumlah jalan di Medan,” tutur Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan Gindo Maraganti Hasibuan, Rabu (8/7) di Medan.
Gindo mengatakan perlu perubahan peta aliran air yang selama ini berjalan. Dia mencontohkan peta aliran air di Pasar II, Tanjung Sari, Kota Medan. Selama ini aliran air di kawasan ini menuju Sei (sungai) Selayang I. Padahal, Sei Selayang I ini kemampuannya sangat terbatas.
”Kami akan mencoba mengalihkan aliran air ini Sungai Babura,” katanya.
Pengalihan aliran air ini juga akan dilakukan di kawasan Sei Putih. Sungai ini sungai kecil yang terus mengalami pendangkalan. Akibatnya, air yang mestinya menuju sungai ini kembali ke jalan. Sebelumnya, hujan lebat terjadi pada Selasa (7/7) pukul 15.00. Hujan ini membuat sejumlah jalan utama di Medan tergenang air. Padahal, pada saat yang bersamaan, dinas pekerjaan umum membersihkan drainase di sejumlah titik rawan banjir.
Dia mengatakan, meski belum bebas dari banjir, genangan air di Medan bisa surut lebih cepat daripada biasanya. Dalam catatannya, genangan air setinggi lutut orang dewasa biasanya baru bisa surut setelah tiga jam. Namun sekarang bisa surut selama 30 menit saja.
Gangguan galian
Selain peta aliran yang buruk, tutur Gindo, gangguan aliran air terjadi karena galian yang melintas di jalan utama. Gangguan yang dimaksud terjadi di Jalan HM Jhoni, Jalan Gatot Subroto, Jalan Zainul Arifin, dan jalan di sekitar Lapangan Merdeka. ”Galian ini membuat penampang drainase menjadi dangkal,” katanya.
Chairil Huda (25), warga Jalan Tempuling, Medan, menyayangkan pemerintah yang tidak memelihara sarana drainase dengan baik. Dia mengingatkan, di Medan pernah ada proyek besar pembangunan drainase di Jalan Raya Sisingamaraja sampai daerah Amplas. Saluran ini, katanya, yang mestinya mampu menampung aliran air dari parit dan sungai kecil. Namun, warga tidak pernah tahu kondisi drainase besar ini sekarang. (NDY)
Post Date : 09 Juli 2009
|