|
Sejak bergulirnya Reformasi 1998, kran demokrasi terbuka lebar yang berpengaruh pada semua lini kehidupan, tak terkecuali dunia pers di Indonesia. Pers bebas menjadi dambaan semua orang untuk memperoleh informasi. Kebebasan pers telah menjadikan masyarakat lebih mudah mengakses dan memilih bermacam informasi yang dibutuhkan. Bermacam media massa (cetak dan elektronik) tumbuh subur di bumi Nusantara ini. Dengan berbagai konsep dan segmentasi. Namun, tidak sedikit pula yang bertumbangan. Demikian pula yang terjadi pada media elektronik khususnya televisi. Belasan stasiun televisi nasional berlomba-lomba menggaet pemirsanya dengan sistem rating yang diterapkan. Bahkan tiga tahun terakhir, stasiun televisi lokal pun menjamur di berbagai kota hingga merambah ke kota kabupaten. Ini satu bukti kebebasan pers yang memberikan kesempatan luas pada masyarakat dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. Prioritas Pemberitaan Setiap media massa memiliki karakter dan kebijakan pemberitaan masing-masing. Untuk media massa yang bersifat umum, bidang politik dan ekonomi mempunyai porsi yang lebih dalam pemberitaan. Sementara untuk media massa dengan segmentasi khusus, tentu mengedepankan berita sesuai dengan kebutuhan pembaca, pemirsa, atau pendengarnya. Dimana letak nilai pemberitaan yang berkaitan dengan persoalan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL)? Pemberitaan sektor AMPL yang selama ini dirasa kurang tampaknya tidak menjadi prioritas utama seperti pada bidang politik dan ekonomi. Sektor AMPL biasanya masuk pada bidang kesehatan atau lingkungan. Dalam banyak kasus, pemberitaan sektor AMPL akan menjadi berita utama bila ada akibat besar yang ditimbulkan dari sektor ini. Terutama yang berhubungan dengan korban jiwa, seperti wabah diare, banjir, kekeringan, dan sebagainya. Secara bisnis media massa, jelas bidang AMPL bukan bidang yang menarik yang bisa dengan cepat menaikkan oplah atau rating sehingga mendatangkan iklan. Perlu kebijakan khusus dari perusahaan media tersebut untuk benar-benar konsisten dan memberi ruang pada isu AMPL agar masyarakat secara luas mudah dan cepat memperoleh informasi bekenaan dengan AMPL. Forum Komunikasi Antarmedia Keterlibatan insan media dalam hampir setiap acara dan kegiatan berkenaan dengan bidang AMPL, belum secara maksimal. Beberapa kali kegiatan digelar, tidak banyak insan media yang tampak. Mungkin benar, anggapan bahwa isu AMPL tidaklah seseksi isu-isu lain yang ada di negeri ini. Belum lama ini, insan media baik nasional maupun lokal, berkumpul dan mencoba membentuk sebuah forum komunikasi yang nantinya diharapkan mampu memenuhi kebutuhan informasi dan data untuk kemudian dipergunakan sebagai bahan pemberitaan dimedia masing-masing. Melalui sebuah lokakarya yang difasilitasi Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Water and Sanitation Program-East Asia and the Pacific (WSP-EAP) pada 25-28 Februari 2008 di Bali. Lokakarya tersebut sekaligus mengusung program Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi (StoPS) dalam mengembangkan pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat di seluruh kabupaten dan provinsi di Jawa Timur. Bowo Leksono Post Date : 29 Februari 2008 |