Apa yang akan dilakukan jika Anda melihat daun berserakan? Membuang atau membakarnya mungkin menjadi salah satu yang dapat dilakukan. Namun, tidak demikian dengan yang dilakukan Dedi Junaedi (36), warga Jalan Nanjung 147, RT 2 RW 10, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan. Ia justru akan mengumpulkan daun-daun yang dilihatnya di jalan dan kemudian membawanya pulang.
Daun apa pun akan diambilnya, karena baginya, semua daun memiliki keunikan serat masing-masing. Dari keunikan serat daun itu, Dedi mengubah sampah dedaunan menjadi barang-barang yang menarik dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Sejak beberapa bulan lalu, Dedi dan beberapa orang rekannya mencoba membuat kerajinan dari sampah daun. Banyak yang telah mereka buat, mulai dari pot bunga, kap lampu, hingga balok untuk membuat mebel. Semua perabotan itu telah dibuatnya hanya berbahan dasar dari sampah daun yang diracik dengan formula andalan yang ia rahasiakan.
Idenya itu berawal dari kesukaannya berjalan-jalan di taman. Saat itulah ia sering melihat banyak dedaunan berserakan. Meski disapu petugas kebersihan, daun yang berserakan itu pasti ada lagi. Disapu kemudian dibuang, begitu seterusnya.
"Saat itu, saya pikir, sayang sekali kalau hanya dibuang begitu saja," kata Dedi. Kemudian mulailah Dedi bereksperimen dengan daun-daun itu. Ia mencoba mengeringkan daun dan kemudian menghancurkannya. Setelah diayak, daun tersebut ada yang lembut seperti tepung dan ada yang sedikit kasar seperti teh. Kedua bahan tersebut menjadi adonan dasar untuk menciptakan kreasi kerajinan.
"Memang ada campurannya. Kalau hanya daun, tidak akan bisa jadi adonan, karena daun tidak senyawa dengan air. Jadi, saya menambahkan sedikit formula sehingga tepung sampah daun atau teh sampah daun tersebut bisa dicampur dengan air dan bisa dibentuk," katanya.
Ubin daun
Tidak hanya daun yang ia gunakan, ranting atau rumput pun bisa diolah menjadi tepung atau teh sampah daun. Kedua olahan itu memiliki fungsi yang berbeda, tergantung pada struktur apa yang akan dibuat. Seperti jika membuat kap lampu, menurut Dedi, akan lebih bagus jika menggunakan tepung sampah daun. Tepung itu memiliki tekstur yang halus dan serat yang tampak jadi sedikit. Sementara untuk pot bunga, yang digunakan adalah teh sampah daun. Dengan menonjolkan teksturnya yang kasar dan warna alami daun, pot tersebut akan tampak unik. Kelebihannya adalah tahan banting. Dari satu kuintal sampah daun, menurut Dedi, bisa dibuat lima buah pot bunga dengan ukuran diameter 50-60 sentimeter dan ketebalan 4-5 sentimeter.
Baru-baru ini, Dedi bahkan telah mengembangkan sampah daun untuk dijadikan balok dan ubin. Untuk balok, ia membuat ukuran dan tebal sesuai kebutuhan. Mulai dari meja, kursi, dan mebel lainnya bisa dibuat dengan menggunakan balok daun tersebut. Namun, untuk terus mengembangkan kreativitasnya itu, Dedi masih terbentur dengan modal yang terbatas.
Menurut dia, potensi usaha tersebut cukup bagus. Apalagi, sekarang sudah banyak yang menyukai kerajinan yang terbuat dari bahan alami. Selain itu, dengan memanfaatkan sampah daun, berarti telah membantu pemerintah dalam upaya mengurangi sampah. (Fitri Rumantris/"PR")
Post Date : 03 Juli 2010
|