|
MAKASSAR -- Krisis air bersih yang melanda Makassar memunculkan saran agar PDAM Makassar selaku penanggung jawab teknis maslah air di kota ini melakukan penyulingan air laut untuk diolah menjadi air bersih. Direktur Utama PDAM Makassar Ir Ridwan Syahputra Musagani, Kamis, 20 Juli, mengatakan, pada prinsipnya menyuling air laut menjadi air minum tidak begitu sulit. Hanya saja biaya produksinya sangat mahal. Menurut dia, penanganan penyulingan itu tergantung dengan kelengkapan alatnya saja. "Sebenarnya tidak susah. Hanya saja cost productionnya mahal. Selain itu, biaya pemeliharaannya juga mahal," tandas Ridwan Syahputra saat berkunjung ke redaksi, kemarin. Untuk penyulingan air laut, kata Ridwan, sudah ada daerah yang bisa dijadikan contoh. Di Kepulauan Seribu misalnya, ada penyulingan air laut. Cuma harganya mahal sebab mencapai Rp125 per liter sedangkan di Makassar, air PDAM dihargai Rp3 per liter. "Penyulingan itu ada di Pulau Seribu. Tapi harganya mahal," ulang Ridwan didampingi jajaran direksi PDAM Makassar. Sementara itu, anggota DPRD Makassar H Zainuddin Sardjimin mengatakan PDAM setiap tahunnya, selalu mengeluhkan ketidakmampuannya dalam melayani masyarakat. Yang menjadi pertanyaannya, kenapa ini harus terus terjadi setiap tahun? Tentu saja, PDAM saat sekarang harus kreatif dalam menyelesaikan masalah ini. Apakah mencari sumber air baku baru atau memaksimalkan produksi mereka. "Setiap tahun, dalam musim kemarau, sumber air baku PDAM selalu mengalami kendala dengan penurunan debit airnya. Harusnya, masalah ini sudah mampu diselesaikan oleh trio direksi PDAM yang baru karena melihat pengalaman mereka yang sudah lama dalam masalah ini. Tapi yang pasti, pelayanan PDAM dalam kota harus merata dan sama dengan masyarakat yang berada di daerah pinggiran," jelas Zainuddin. Menurut Zainuddin, masalah air baku ini sudah pernah dibicarakan dengan komisi bidang pembangunan tersebut. Makanya, mengenai sumber air baku baru yang ada sekarang perlu untuk segera diperhatikan agar masalah pelayanan air bersih ke masyarakat tidak berlarut-larut. "Mungkin PDAM perlu memikirkan apakah Sungai Tallo cocok untuk dijadikan sebagai sumber air baku baru. Bila memungkinkan, mungkin masalah kekurangan air ini dapat teratasi," tutur Zainuddin. Selain Zainuddin, anggota lainnya, Partono Soemaryo mengatakan bahwa dalam kondisi sekarang, PDAM Makassar sudah harus memfungsikan unit mobil tangkinya dalam melayani pelanggan yang tidak terjangkau oleh air dalam aliran intalasi. Maksudnya, agar masyarakat tidak menjadi terlalu kesulitan dan menderita. "Sudah saatnya PDAM memfungsikan unit mobilernya untuk membantu pelayanan mereka ke masyarakat. Jangan biarkan masyarakat menderita dengan kekurangan air bersih ini," pinta Partono. Post Date : 22 Juli 2005 |