Penyulingan Air Laut Belum Perlu

Sumber:Banjarmasin Post - 17 November 2006
Kategori:Air Minum
Kotabaru, BPost Wacana Kotabaru akan melakukan penyulingan air laut dijadikan air bersih belum perlu. Pasalnya, cadangan air bersih Kotabaru cukup untuk memenuhi keperluan air bersih warga setempat.

Demikian diungkapkan Direktur PDAM Kotabaru Zulkifli AR. Menurutnya, kesulitan air akan teratasi apabila pipanisasi waduk Gunung Ulin selesai.

Menurytnya, penyulingan air laut justru tidak ekonomis. Dia membandingkan penyulingan air laut di Kabupaten Jembrana, Bali. Kapasitas produksi yang digunakan Perusda Jembrana sebesar 30.000 liter/hari atau hanya setara enam mobil tangki berkapasitas 5.000 liter.

Kemudian, kapasitas produksi maksimal yang bisa digunakan untuk penyulingan air laut hanya 100.000 liter/hari atau setara dengan 20 mobil tangki kapasitas 5000 liter atau sama dengan 1,157 liter/detik.

"Biaya produksi penyulingan air laut per liter sebesar Rp12 per liter atau Rp12.000 per meter kubik. Sedangkan PDAM Kotabaru menjual air bersih kepada pelanggan rumah tangga sebesar Rp250 per meter kubik. Bisa dibandingkan harga penjualan antara penyulingan air laut dengan air PDAM," jelas Zulkifli.

Penggunaan air bersih hasil penyulingan air laut hanya untuk keperluan tertentu, misalnya emergency dan air minum kemasan. Sehingga, untuk keperluan air bersih di Kotabaru saat musim kemarau harus ada penambahan kapasitas waduk.

Direncanakan, kata Zulkifli pada 2007 ini akan dibuat perencanaan tentang penambahan dua waduk di Gunung Perak dan Gunung Tirawan. Kemudian, pada 2008 masuk dalam penggarapan fisik dan pada 2009 bisa dimanfaatkan.

Peralatan yang digunakan yaitu Water Treatment Plant (WTP) sehingga mampu menjamin kualitas air. Sumber air bisa didapat dari Gunung Ulin dengan kapasitas 30 liter/detik. Gunung Tirawan I sebanyak 30 liter/detik, Gunung Perak I dan II berkapasitas 10 liter/detik.

"Untuk menjaga resapan air agar bisa menjadi cadangan air bersih maka di sekitar waduk keadaan hutannya harus dijaga jangan sampai menjadi ajang penebangan liar," tambah Zulkifli. dhs

Post Date : 17 November 2006