|
Warga Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung, menolak alat penyaring sampah otomatis Mechanical-Electrical Hydraulic (ME-H) di Sungai Cikapundung Kolot. Alasannya, alat tersebut malah menyumbat aliran sungai sehingga menyebabkan banjir lumpur dan sampah. Alat ini dimaksudkan untuk mengangkat sampah yang hanyut di sungai. "Setelah ada penyaring sampah, daerah ini sudah dua kali terkena banjir. Pertama sekitar Desember 2008, dan kedua banjir kali ini," ujar Tatang (56), warga RT 05 RW 10, Kamis (22/1). Dia baru saja membersihkan rumahnya sehabis terendam banjir. Banjir terjadi karena air dari Sungai Cileutik tertahan sampah yang menumpuk di penyaring sampah otomatis tersebut. Akibatnya, air tidak bisa mengalir, kemudian air terbalik arah ke Sungai Cileutik dan merendam rumah warga. Selama alat otomatis pengangkat jaring tidak dioperasikan, petugas jaga harus mengangkat jaring tersebut saat arus air meningkat. Namun, pada Rabu lalu, petugas tidak mengangkat jaring sehingga air tertahan sampah dan meluap. Ketua Forum RW Kecamatan Bandung Kidul Robbiana Dani mengatakan, pada awal pembangunan jaringan sampah, tidak ada sosialisasi kepada warga. Wali Kota Bandung Dada Rosada mengatakan, penyaring sampah otomatis akan ditinjau ulang. "Perlu diperbaiki dan disempurnakan," ujar Dada. (*/MHF) Post Date : 23 Januari 2009 |