Penyakit Diare Meluas, Dua Warga Meninggal

Sumber:Kompas - 01 September 2009
Kategori:Sanitasi

Pandeglang, Kompas - Penyakit diare kembali melanda daerah Pandeglang bagian selatan, Banten. Kali ini, giliran warga Desa Mangku Alam, Kecamatan Cimanggu. Tiga hari terakhir, dua warga desa itu meninggal dunia dan puluhan lainnya terserang diare.

Dua warga yang meninggal akibat diare diketahui bernama Deni (12) dan Tita (9). Murid Sekolah Dasar Negeri Mangku Alam I itu meninggal pada Sabtu malam setelah sempat dirawat di rumahnya sendiri.

Menurut keterangan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang Iskandar, Senin (31/8), wabah diare mulai menyerang warga pada hari Jumat lalu. Setiap hari, jumlah warga yang terkena diare semakin bertambah.

Pada hari Minggu pagi, jumlah warga yang terkena diare sudah sebanyak 48 warga. Jumlah itu bertambah pada Senin pagi, yakni mencapai 67 orang.

Meski jumlahnya terus bertambah, Dinkes Pandeglang belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). ”Kami belum berani menetapkan sebagai KLB, tetapi memang sudah mengarah ke sana,” kata Iskandar menjelaskan.

Saat ini, sebagian penderita diare masih dirawat di posko kesehatan yang memanfaatkan rumah salah seorang warga. Sebagian lainnya dirawat di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat, seperti Puskesmas Cibaliung.

Dinkes juga sudah menyiapkan satu pesantren di desa itu untuk dijadikan posko kesehatan guna mengantisipasi kemungkinan bertambahnya warga yang terserang diare.

Air kotor

Sampai dengan Senin kemarin, Dinkes Pandeglang belum bisa memastikan penyebab merebaknya wabah diare di Mangku Alam. Namun, Iskandar menduga diare merebak karena mayoritas warga di sana kurang memerhatikan budaya hidup bersih.

Selama ini, warga biasa menggunakan air Sungai Citeluk untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Mulai dari mandi, mencuci pakaian, perabot rumah tangga, dan bahan makanan, hingga buang air.

Padahal, debit air Sungai Citeluk semakin berkurang menyusul kemarau panjang yang melanda daerah Pandeglang bagian selatan. Kondisi itu membuat air sungai menjadi tidak layak untuk dikonsumsi karena kotor, berbau, dan berasa.

Dinkes Pandeglang sudah mengambil sampel air sungai serta sumur warga untuk diuji di laboratorium Departemen Kesehatan. Akan tetapi, sampai kemarin, uji sampel air itu belum diketahui hasilnya.

Untuk diketahui, ini merupakan peristiwa kedua wabah diare menyerang daerah Pandeglang bagian selatan. Sebelumnya, pada minggu ketiga bulan Agustus, diare mewabah di Desa Curug, Kecamatan Cibaliung. Sedikitnya 129 warga Curug terkena diare dan empat di antaranya meninggal dunia.

Kecamatan Cibaliung berada bersebelahan dengan Kecamatan Cimanggu, dekat dengan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Wabah diare di dua kecamatan itu sama-sama diakibatkan oleh sumber air warga yang tidak layak konsumsi.

Sebelumnya, diberitakan bahwa penyakit muntaber juga menyerang warga di empat kecamatan di Kabupaten Bogor. Akibat merebaknya penyakit tersebut, hingga

Sabtu (29/8), sudah ada lima orang yang meninggal dunia. Warga di empat kecamatan yang terserang itu adalah di Kecamatan Cisarua, Kecamatan Cigudeg, Kecamatan Caringin, dan terakhir di Kecamatan Megamendung.

Namun, hingga Sabtu kemarin, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor belum dapat menentukan bakteri apa yang menjadi penyebab utama merebaknya penyakit tersebut. (NTA)



Post Date : 01 September 2009