|
Teluk Dalam, Kompas - Pengungsi di Teluk Dalam, Nias Selatan, Sumatera Utara, minta pemerintah dan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi memasok air bersih. Selama ini pengungsi terpaksa berjalan kaki sedikitnya dua kilometer untuk mengambil air bersih di mata air di gunung. Air sungai tidak bisa diminum, payau. Kami minta pemerintah membantu memasok air bersih kembali seperti dulu, kata Masnila Baia (48), salah seorang pengungsi di Teluk Dalam, Nias Selatan, Rabu (7/12). Selama ini pengungsi mendapat bantuan air bersih dari organisasi kemanusiaan yang berada di Kepulauan Nias. Namun, sejak dua bulan lalu pasokan dihentikan sehingga pengungsi terpaksa mencari air bersih sendiri. Teluk Dalam berada di tepi laut sehingga air sungai payau karena intrusi air laut. Karena itu, sumber air terdekat dari Teluk Dalam berjarak sedikitnya dua kilometer ke arah pegunungan. Pengungsi lainnya, Anisa Laia (33), juga mengungkapkan hal senada. Kami betul-betul membutuhkan air bersih. Tolong sampaikan ke pemerintah supaya membantu penyediaan air bersih untuk kami, ujar Anisa. Menurut pemantauan Kompas, tidak terlihat ada tempat penampungan air di sekitar permukiman warga yang sebagian besar masih tinggal di tenda setelah rumahnya rusak akibat gempa. Ketika dikonfirmasi, Penjabat Bupati Nias Selatan Edi Aman Saragih membantah pengungsi kesulitan mendapatkan air bersih. Menurut dia, air bersih relatif mudah diperoleh. Banyak mata air di Teluk Dalam yang bisa menjadi sumber air bersih. Tidak mungkin pengungsi kekurangan pasokan air bersih, kata Edi. Dikatakan, saat ini pemerintah sedang membangun barak di sekitar Teluk Dalam. Dijadwalkan, akhir Desember 2005 sebanyak 400 keluarga pengungsi yang sekarang tersebar di sembilan titik pengungsian sudah direlokasi ke sana. (ham) Post Date : 08 Desember 2005 |