Pengungsi Minta Perbaikan Sanitasi

Sumber:Kompas - 22 Oktober 2010
Kategori:Sanitasi

Wasior, Kompas - Pengungsi banjir bandang Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat, meminta perbaikan sanitasi tempat mandi, cuci, dan kakus. Sosialisasi hidup sehat juga harus terus dilakukan kepada pengungsi.

”Sebenarnya pasokan air bersih di pengungsian cukup, tetapi kualitas sarana dan prasarananya harus diperbaiki, termasuk saluran air bersih, saluran pembuangan, dan pembuatan penampungan air kotor sehingga tidak menggenang dan membuat lingkungan berbau kurang sedap,” kata Bernard (35), pengungsi di kompleks pengungsian Komando Distrik Militer 1703 Manokwari, Kamis (21/10).

Di kompleks pengungsian itu ada enam kamar kecil darurat, tujuh tangki air berdaya tampung 110-220 liter, dua kamar mandi besar yang mampu menampung 10 orang, serta 10 kamar kecil semipermanen. Juga disediakan tempat mencuci baju dan peralatan rumah tangga. Semua merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum.

Rina (38), pengungsi lain, mengatakan, beberapa orang di pengungsian memerlukan sosialisasi lebih dalam tentang hidup bersih. Alasannya, masih ditemui kamar kecil yang tidak disiram setelah digunakan serta sampah berserakan. ”Mungkin itu kebiasaan mereka dulu di perkampungan,” kata Rina

Juru bicara Palang Merah Indonesia untuk misi banjir bandang Wasior, Muhammad Supriyadi, mengatakan, sanitasi di pengungsian akan segera diperbaiki. Sosialisasi sanitasi juga akan dilakukan bagi pengungsi.

Banjir Loksado

Hingga hari keempat pascabanjir, petugas dari Puskesmas Malinau masih di lokasi bencana di Desa Malinau, Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Tidak banyak warga mengeluh sakit.

Kepala Puskesmas Malinau Masriansyah yang dihubungi dari Banjarmasin, Kamis, mengatakan, sejauh ini baru ada satu warga berobat. Itu pun akibat luka terkena pecahan kaca saat mandi di sungai. ”Keluhan lain, seperti flu, belum ada meski udara cukup dingin,” ujarnya.

Menurut Masriansyah bantuan terus mengalir, termasuk dari Ikatan Dokter Indonesia Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Di Kabupaten Tapin, banjir yang menggenangi ratusan rumah di Kota Rantau sudah surut sejak Rabu siang. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Tapin Burhan mengatakan, permukaan air Sungai Tapin yang membelah Kota Rantau sudah surut sekitar 2 meter. (CHE/WER)



Post Date : 22 Oktober 2010