Pengungsi Kesulitan Air Bersih

Sumber:Koran Tempo - 04 Februari 2009
Kategori:Air Minum

MAGETAN - Para pengungsi korban banjir di Magetan mulai kesulitan air bersih. Akibatnya, warga terpaksa mengkonsumsi air banjir untuk kebutuhan makan dan minum. 

Salah seorang warga Desa Jajar, Ngatini, mengku sejak dua hari ini tidak mendapatkan pasokan air bersih. "Beli air mahal, bantuan juga tak kunjung tiba," katanya.

Selama dua hari ini warga terpaksa memasak air banjir untuk keperluan minum dan memasak makanan. Mereka tidak peduli meski air banjir itu telah tercemar bakteri E-coli penyebab diare.

Kekurangan air bersih ini akibat bantuan air bersih dari Satuan Pelaksana Penanganan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Magetan hanya dikirimkan ke kantor Desa Jajar. Padahal masih banyak korban banjir di lokasi lain yang belum mendapatkan pasokan air bersih.

Banjir juga masih terus berlangsung di Desa Paseban dan Desa Kraton Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember. Akibatnya, akses jalan di daerah ini putus dan posko bencana di dua desa ini terpaksa dipindah. "Kedua posko itu tergenang banjir satu meter," ujar Wakil Ketua Satlak PB Jember Edi Budi Susilo.

Akibat hujan deras yang berlangsung empat hari ini, sedikitnya 1.000 rumah terendam banjir dan 3.500 warga harus mengungsi. Banjir juga merendam enam sekolah dasar negeri dan sekolah menengah pertama di Kencong. "Siswa kami liburkan," kata Ninik Sumini, Kepala SDN Paseban 1.

Satlak PB Provinsi Jawa Timur menyatakan pada Minggu lalu telah mengirim bantuan empat perahu karet di Bojonegoro dan Kediri. Namun, bantuan perahu karet di Bojonegoro terpaksa dibawa pulang karena tidak ada pejabat di Bojonegoro yang menerimanya. "Kantornya tutup, tidak ada yang berani menerima, jadi ya kami bawa pulang lagi, " kata Mudjiono, Kepala seksi Kesiagaan Satlak PB Provinsi Jawa Timur.

Joni Nurharyanto, juru bicara Pemerintah Bojonegoro, menyayangkan penarikan bantuan perahu karet dari Satlak PB Jawa Timur itu. "Seharusnya bantuan diserahkan saja dan bukannya dibawa pulang," katanya.

Sebab, saat ini Pemerintah Bojonegoro hanya tersedia dua perahu karet, padahal Bojonegoro memiliki 15 kecamatan yang rawan banjir. "Tapi kalau perahu karet itu diberikan, jelas sangat bermanfaat," kata Joni. EKO | MAHBUB | ROHMAN | JATMIKO



Post Date : 04 Februari 2009