|
JAKARTA -- Rencana pengoperasian tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Duri Kosambi terganjal masalah kelengkapan dokumen analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Padahal, keberadaan TPST tersebut merupakan salah satu pengolahan sampah terbesar di Jakarta sekaligus untuk mengurangi ketergantungan ke TPA Bantargebang. Menurut Kepala Dinas Kebersihan Jakarta, Rama Boedi, kajian teknis yang dilakukan belum selesai. Ketika ditanya sejauh mana kajian yang telah dilakukan, menurutnya masih berkutat pada studi kelayakan (Ifeasibility study (FS)) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Budi juga mengatakan tak ada rencana perluasan lahan untuk lokasi TPS di Duri Kosambi itu. Tentang target penyelesaian hingga pengaktifan TPS itu, dia tak bersedia menjawab. "FS saja masih panjang," ujar Rama Senin (10/4). Sedangkan Kepala Dinas Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta, Kosasih, mengaku tidak hafal sejauh mana kajian AMDAL di calon TPS itu. "Banyak dokumen AMDAL yang masuk. Saya tidak hafal," ujarnya melalui telepon,'' akunya. Menurut catatan, TPST di Duri Kosambi ini merupakan rencana Dinas Kebersihan DKI Jakarta untuk meringankan beban tempat pembuangan akhir (TPA) Bantargebang. Konsep yang akan dibangun untuk instalasi baru tersebut adalah waste to energy. Sistem ini akan langsung mengolah sampah yang datang menjadi energi listrik. "Jadi tidak akan mengganggu lingkungan karena sampah datang dalam truk kontainer tertutup lalu langsung diolah sehingga tidak sempat ada tumpukan sampah," kata Rama Budi beberapa waktu lalu. Pengolahan sampah dengan teknologi tinggi tersebut diklaim tak memerlukan lahan yang luas. Lahan yang dibutuhkan hanya 5 hingga 10 hektar untuk tiap instalasi dengan kapasitas olah masing-masing sekitar 1.000 ton per hari. Teknologi waste to energy yang akan digunakan terdiri dari berbagai jenis seperti efficient incenerasi, bio gasifikasi, dan ETAD. Atas kondisi tersebut, Wali Kota Jakarta Barat, Fadjar Panjaitan, mengaku secara formal belum tahu adanya rencana pengaktifan TPST Duri Kosambi. Namun, dia tak menepis kemungkinan pengaktifan TPS di lokasi itu oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta. "Formalnya saya belum terima rencana itu (pengaktifan TPS Duri Kosambi)," ujar Fadjar. Dia pun mengaku belum mendengar adanya rencana perluasan lahan TPST. Karena, menurutnya, lahan yang telah dialokasikan untuk TPS, masih cukup luas. Dalam kesempatan yang sama, Fadjar menegaskan bahwa lokasi yang akan dipakai untuk TPST itu merupakan aset Pemprov DKI Jakarta. Saat ini, lahan di tepi outer ring road Cengkareng itu dimanfaatkan untuk penampungan air kotor dan tinja. Tentang rencana detil TPST itu, Fadjar juga mengaku tidak mengetahui sejauh mana. "Saya belum tahu sejauh mana kajian teknis. Perencanaan ada di tangan Dinas Kebersihan," katanya. (c35 ) Post Date : 11 April 2006 |