|
BLITAR– Pemerintah Kabupaten Blitar berencana mengembangkan sekaligus mematenkan sebuah mesin pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) ditemukan di Kabupaten Blitar. Hasil karya lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mampu mengolah 500 kilogram sampah jadi BBM. “Ini untuk mencegah klaim dari daerah lain.Karenanya segera akan kita patenkan,”ujar Bupati Blitar Herry Noegroho saat berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Tegalsari, Kecamatan Wlingi. Secara teknis,BBM yang dihasilkan dalam mesin pengolahan ini memiliki perbandingan 1:1.Artinya, setiap satu ton limbah plastik, jika diolah akan menghasilkan BBM dengan volume yang sama dengan sampah yang terolah. Energi cair ini bisa digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.Tentunya keberadaanya mampu menggantikan fungsi solar. Menurut Herry, saat ini Pemkab Blitar masih memiliki dua unit mesin. Semuanya ditempatkandi TPA Wlingi.Rencananya, untuk ke depan,pemkab akan mengembangkan lebih luas. “Sebab volume sampah di Kabupaten Blitar setiap harinya mencapai 4-5 ton,”ucapnya Sebagai langkah lanjutan, pemkab,tukas Herry juga akan membawa contoh minyak dari olahan plastik tersebut ke lembaga terkait untuk dilakukan uji emisi.Jika hasilnya nanti memang bagus,warga Kabupaten Blitar tentu akan beramai- ramai meninggalkan BBM solar. “Harga minyak olahan ini lebih ekonomis dibanding solar,”tuturnya. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar Krisna Triatmoko menambahkan, bahwa ke depan, ada lima titik yang akan ditempatkan mesin pengolah sampah plastik. Selain TPA Kesamben, mesin pengolah diantaranya juga ditempatkan di TPA Sutojayan, Srengat, dan Nglegok. “Harapannya alat pengolah sampah multi guna ini akan mampu memberdayakan perekonomian masyarakat serta kebersihan lingkungan di Kabupaten Blitar,”tuturnya. Semangat dan praktik mengolah sampah menjadi sumber energi mulai tampak di beberapa pemerintahan daerah di Jawa Timur. Sebelumnya,Pemerintah Kota (Pemkot) Batu sudah mengalirkan gas metan gratis ke 100 rumah yang berada di TPA Tlekung.Gas metan itu berasal dari pengolahan sampah. Dengan dialiri gas metan gratis,warga tidak lagi mengeluarkan uang untuk elpiji yang digunakan memasak selama ini. Bahkan gas metan itu sudahdigunakan sebagai sumber energi generator yang mampu menghasilkan listrik di 5.000 watt. Langkah tepat sasaran pemerintah itu akan memicu masyarakat untuk bersikap optimis.Warga Tlekung tidak keberatan untuk memberikan bantuan untuk memperkuat pengolahan limbah jadi gas metan tersebut. solichan arif Post Date : 16 Februari 2012 |