|
BLORA - Wakil Bupati Blora Yudhi Sancoyo kemarin membagikan air bersih kepada warga di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon. Begitu turun dari mobil dinas, Wabup kemudian menuju ke truk tanki yang sudah siap di lokasi. Sejumlah warga desa yang melihat Yudhi berjalan menuju truk tanki lalu menyiapkan alat tampung air yang mereka bawa. Aksi dorong antarwarga pun sempat terjadi sehingga memaksa petugas turun tangan untuk mengingatkan mereka agar bergantian. Menurut Yudhi, dari 16 kecamatan di Blora, semuanya terdapat desa yang mengalami krisis air. Karena itu, dia berharap warga bersabar untuk menunggu giliran pengiriman air bersih dari pemkab. "Mereka harus bersabar, karena terlalu banyak yang dilayani. Pemkab terus berupaya untuk mengurangi kesulitan air warga," tuturnya. Untuk keperluan penanggulangan bencana kekeringan di Blora, pemkab melalui bagian sosial menganggarkan dana Rp 150 juta. Setiap hari, enam armada truk tanki dikerahkan untuk pengiriman air bersih ke warga desa yang membutuhkan. "Tergantung jarak tempuhnya, kalau jauh ya sehari 15 kali kiriman," kata Yudhi didampingi Kabag Sosial Edy Pujianto dan Kasubbag Pengumpulan Informasi Bagian Humas Sukarjo. Sementara itu, di Lamongan, PDAM setempat juga menyiagakan 3 mobil tanki untuk operasi pengiriman air bersih ke desa-desa yang mengalami bencana kekeringan. "Sudah sebulan terakhir kami mengintensifkan kesiagaan mobil tanki dan personelnya untuk melakukan operasi pengiriman air bersih di desa-desa yang mengalami masalah kesulitan air bersih," kata Direktur PDAM Lamongan Soemadi kepada Radar Bojonegoro kemarin. Menurut dia, ketiga mobil tanki air tersebut masing-masing berkapasitas 5.000 liter. "Kalau ada desa yang mengajukan permohonan untuk minta kiriman air bersih karena mengalami kesulitan air, mobil tanki tersebut bisa langsung menuju sasaran setiap saat," imbuh Soemadi. Dia menjelaskan, sumber air untuk melakukan operasi pengiriman air bersih itu berasal dari sumber air di Mantup dan instalansi penjernihan air (IPA) Babat. Berdasarkan pendataan yang dilakukan PDAM, terdapat 120 desa di 15 kecamatan yang terancam kesulitan air pada tahun ini. Ke-15 kecamatan adalah Lamongan, Tikung, Kembangbahu, Deket, Sambeng, Modo, Pucuk, Kalitengah, Glagah, Karangbinangun, Karanggeneng, Turi, Sekaran, Brondong, dan Laren. "Jumlah desa yang masuk dalam peta rawan kekurangan air bersih tersebut lebih sedikit dibanding tahun lalu yang mencapai 132 desa," terangnya. (ono/feb) Post Date : 01 Agustus 2006 |