SLEMAN– Penghuni shelter Jetis Sumur, Desa Glagaharjo, Cangkringan kekurangan air bersih. Dua buah sumur yang ada di lokasi shelter belum bisa berfungsi optimal. Air bantuan Dinas PU juga tidak mencukupi.
Kepala Dusun (Kadus) Glagahmalang, Glagaharjo, Suradi mengatakan bahwa pemerintah sebenarnya sudah menyediakan dua buah sumur di shelter tersebut, tapi debit air yang keluar dari kedua sumur tersebut sangat sedikit.Terkadang airnya tidak keluar. “Inilah salah satu kendala yang saat ini kami hadapi,yaitu kekurangan air bersih,” ujarnya kepada SINDOkemarin.
Untuk memenuhi kebutuhan air, selain mendapatkan bantuan air bersih dari Dinas Pekerjaan Umum (PU),warga mencari air ke tempat warga sekitar yang memiliki sumur. Droping air dari PU untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sedangkan air dari warga di sekitar shelter untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK). “Sebenarnya kami mendapatkan droping air bersih dari PU sebanyak dua kali.
Namun karena jumlah warga yang membutuhkan banyak, rata-rata sehari hanya mendapatkan dua ember air bersih, ”ungkapnya. Penghuni shelter lainnya, Ngadimo, 44, mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air ini,mereka meminta air ke penduduk sekitar yang jaraknya 500 meteran.Warga berharap pemerintah segera mencari solusi terbaik mengatasi permasalahan tersebut.
“Kami sebenarnya berterima kasih sudah dibuatkan sheltermeskipun untuk sarana dan prasarananya masih minum, termasuk kebutuhan akan air,”tandasnya. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) DIY Rani Syamsinarsi membenarkan saat ini kondisi sumur di shelter Jetis Sumur belum berfungsi dengan optimal.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih penghuni shelter,pihaknya sekarang sedang melakukan penelitian, titik-titik sumber mata air di wilayah tersebut.Setelah nantinya ditemukan,dipastikan dapat memenuhi kebutuhan akan air bagi warga penghuni shelter Jetis Sumur.“Titik air yang kami teliti ini berada di 3 km arah bawah shelter Jetis Sumur,” ucapnya.
Warga Glagahmalang ini baru menempati shelter Jetis Sumur sekitar tiga pekan lalu. Sebelum menempati shelter tersebut, mereka tersebar di berbagai tempat pengungsian. “Warga Glagahmalang ada 91 kepala keluarga (KK) dengan 272 jumlah jiwa.Saat erupsi Merapi lalu ada tiga warga yang menjadi korban,”katanya.
Shelter Jetis Sumur semuanya ada 258 unit. Selain ditempati warga Glagahmalang, shelterini juga ditempati oleh warga dari Dusun Singlar, Kalitengah Lor, dan Kalitengah Kidul. Sementara warga Dusun Singlar sekitar 100 KK lebih. Sisanya warga Dusun Kalitengah Lor dan Kidul. Warga Kalitengah Lor dan Kidul ini merupakan sisa warga yang tidak mendapatkan shelterdi Banjarsari. priyo setyawan
Post Date : 31 Mei 2011
|