|
PURWOKERTO-Perusahaan Daerah Air Minum Daerah (PDAM) Kabupaten Banyumas menyatakan penggunaan air Sungai Banjaran untuk tambahan pasokan kebutuhan air bersih pelanggan perusahaan itu tetap tidak akan mengganggu secara total pasokan untuk irigasi ke lahan pertanian. Pemakaian air sungai tersebut sangat kecil dari debet air yang tersedia saat ini. Sebab, pemakaian air tersebut hanya dilakukan pada saat musim penghujan. Saat musim kemarau tidak difungsikan. Demikian ditegaskan Direktur PDAM Ahmad Hussein dalam pemaparannya di DPRD, kemarin mengenai rencana investasi penggunaan air Sungai Banjaran untuk kebutuhan air PDAM. Rapat dipimpin Ketua DPRD, Suherman dan didampingi Wakil Ketua, HM Moetia Harjatmo. Dari PDAM selain Hussein, juga hadir Direktur Teknik, Pudjatman Priambodo. Kelanjutan dari acara ini rencananya hari ini (2/5) akan dilanjutkan publik hearing dengan masyarakat yang menolak rencana tersebut. Acara berlangsung di DPRD. Debet Berlebih Hussein menerangkan, saat musim kebutuhan air untuk irigasi tidak akan terganggu. Sebab lahan pertanian sudah terpenuhi. Bahkan debetnya sangat berlebih. ''Kami akan pasang alat ukur di setiap bendungan Sungai Banjaran. Ini untuk mengetahui tingkat kebutuhan air bagi pertanian saat musim penghujan,'' jelasnya. Debet air yang akan diambil, katanya hanya sekitar 100-300 liter/detik saja. Sedangkan jumlah debet air di sumber mata air Sungai Banjaran di Desa Ketenger Kecamatan Baturraden mencapai 4.500 liter/detik. ''Tanpa kami ambil pun sejak tahun 2001 debitnya terus berkurang. Dari hasil penelitian, debit airnya terus berkurang mencapai 100 liter/ detik dalam setiap tahun,'' ungkapnya. Menurutnya, itu terjadi karena kerusakan ekosistem di sekitar sumber mata air tersebut karena usaha untuk konservasi hutan masih rendah. Selain itu, belum adanya sumur-sumur resapan di wilayah itu. ''Kalau investasi berjalan, dua hal itu akan diprioritaskan penanganannya. Tapi dengan catatan semua pihak mau melakukan konservasi dan menjaga sumur resapan itu,'' sarannya. Pemaparan tersebut dilakukan untuk menjawab pengaduan warga di sekitar Sungai Banjaran, seperti warga Desa Karangnangka, Kedungbanteng dan sejumlah LSM, yang sempat menolak rencana penggunaan air oleh PDAM beberapa waktu lalu. Seperti diberitakan, warga setempat khawatir, rencana itu dapat menggangu distribusi air ke lahan pertanian. Sebab tanpa diambil PDAM, distribusi irigasi pun belakangan ini terus tidak lancar meskipun itu musim penghujan. Menyinggung keluhan petani setempat, dia mengatakan beberapa daerah tidak dapat pasokan air itu bukan karena masalah debet airnya. ''Dari penulusuran kami, sepanjang 5 kilometer saluran irigasi rusak parah. Bila itu tidak diperbaiki, ya petani akan tetap mengeluh.'' (G22-36) Post Date : 02 Mei 2007 |