BANDUNG, (PR).- Pengguna komposter (wadah atau tempat pemrosesan sampah organik menjadi kompos) di Kota Bandung baru sekitar satu persen dari jumlah kepala keluarga yang ada.
Ketua Lembaga Penerapan Teknologi Tepat (LPTT), Rohajie Trie menuturkan bahwa dari 200 RW kader Bandung Green and Clean (BGC), baru sekitar 50 RW yang sudah mempraktikkan penggunaan komposter. Masing-masing RW, menurut dia, rata-rata seratus komposter. Artinya, baru ada sekitar lima ribu komposter.
"Asumsinya, di Kota Bandung ada sekitar 500.000 rumah. Ini berarti jumlah pengguna komposter masih sangat sedikit," katanya, Kamis (22/7), ketika ditemui di sela-sela Pelatihan Kampanye Sahabat Sampah "Bandung Green And Clean", di Aula Kantor Kelurahan Sukaluyu, Kecamatan Cibeunying Kaler, Bandung.
Namun, dia menilai, hal tersebut sebagai langkah yang cukup bagus. Ke depannya, dia berharap masyarakat pengguna komposter tersebut bisa terus mengajak warga sekitarnya untuk melakukan hal yang sama. Ketua RW 04 Kelurahan Sukaluyu, Kecamatan Cibeunying Kaler, Keli Sumarjono mengatakan, meskipun belum semua rumah di lingkungannya memiliki komposter, tetapi warganya sudah mulai bisa memisahkan sampah.
Bahkan, dia mengatakan, sampah nonorganik yang sudah dipisahkan tidak dibuang, melainkan dikumpulkan dan dijual ke pengepul. (CA-08)
Post Date : 23 Juli 2010
|