|
BOROBUDUR - Pengembangan jaringan air minum PDAM Kabupaten Magelang akan dibiayai Bank Dunia Rp 120 miliar. Dana itu pinjaman lunak dengan bunga 8,5%. Kesempatan tersebut hanya untuk delapan PDAM se-Indonesia yang lolos seleksi dan dinyatakan sehat. "Tetapi yang diseleksi seluruhnya 40 PDAM," kata Ir H Djoni Supardi MT, Pelaksana Tugas Dirut PDAM Kabupaten Magelang, Selasa (1/8). Yang akan dikembangkan jaringan di wilayah Tegalrejo, Tempuran, Mertoyudan, Borobudur, dan Ngluwar. Termasuk wilayah Salam yang sudah dilalui jaringan distribusi air PDAM. Masa pinjaman 25 tahun. Pada lima tahun pertama hanya membayar bunga. Pinjaman pokok berikut bunganya baru diangsur mulai tahun keenam. Proposal Pinjaman Untuk mendapatkan pinjaman tersebut, proposal pengajuan pinjaman ditargetkan selesai September 2006. Tiga bulan kemudian penandatanganan nota kesepakatan bersama antara Bupati Magelang dan Menteri Keuangan RI. "Setelah itu, pinjaman bisa cair pada Maret tahun depan," katanya. Untuk pengembangan jaringan, lanjut Djoni Supardi, akan didahului dengan feasibility study dan detail design engineering oleh konsultan yang ditunjuk Departemen PU. Biayanya sekitar tiga persen dari total pinjaman. Tetapi oleh Kabupaten Magelang akan dibantu secara gratis. Karena itu, PDAM harus menyampaikan presentasi lebih dulu di Departemen PU Jakarta. Djoni Supardi mengingatkan, jaringan air minum di Kabupaten Magelang tak bisa selamanya mengandalkan sistem gravitasi. Pada saatnya nanti diperlukan mesin pompa. Misalnya, sumber air Kalibening dipompa lebih dulu ke menara air, kemudian disalurkan ke pelanggan. "Bedanya dari kota besar, misalnya Semarang, air dipompa ke tempat yang tinggi, kemudian diolah dengan instalasi pengolah air lengkap (IPAL), baru disalurkan ke pelanggan. Jadi, biayanya lebih banyak dibandingkan dengan Magelang," katanya. (pr-66) Post Date : 02 Agustus 2006 |