YOGYAKARTA– Sampah,baik dari rumah tangga maupun industri masih menjadi persoalan yang belum dapat terpecahkan.
Selain untuk pengelolaannya belum maksimal, pengolahannya juga tidak ramah lingkungan serta pendekatan 3R (reduce, reuse danrecycle). Atas kondisi tersebut, Institute Sains dan Teknologi (IST) AKPRIND Yogyakarta terdorong untuk menciptakan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan. Rektor IST AKPRIND Sudarsono mengatakan, selain mewujudkan kampus educoplis, pengelolaan sampah tersebut juga untuk pembelajaran bagi mahasiswa di lingkungan AKPRIND.
Menurut Sudarsono, sampah sebenarnya dapat dipergunakan sebagai sarana edukasi untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Salah satu contohnya masyarakat kampus, di mana kampus merupakan lingkungan bagi sivitas akademika yang dapat mencerminkan karakter warga kampus. “Kondisi kampus suatu perguruan tinggi berkaitan erat dengan aktivitas warga kampusnya, termasuk berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh mahasiswa yang berpotensi menghasilkan sampah kertas dan plastik,”ungkapnya. Sudarsono menambahkan, berbagai upaya sebenarnya sudah dilakukan untuk mengatasi sampah ini.
Seperti dengan menyediakan tempat pengumpulan sampah secara massal, dan pemilahan sampah organik dan anorganik di berbagai spot areal kampus. Namun, sistem ini tidak begitu memuaskan. Upaya yang lain adalah dengan metode bank sampah dan gerakan sedekah sampah.Perbedaan dari dua sistem ini pada reward bagi penabungnya.Untuk bank sampah hasil pengelolaan sampah akan dikembalikan kepada penabung.“Untuk shodaqoh sampah hasil pengelolaan sampah akan disumbangkan.” priyo setyawan/adv
Post Date : 08 September 2011
|