|
Jakarta, Kompas - Terhitung mulai 1 Januari 2005, Dinas Kebersihan DKI Jakarta akan diserahi tugas mengelola sampah dari 151 pasar tradisional milik PD Pasar Jaya. Pengalihan pengelolaan sampah dari PD Pasar Jaya tersebut dilakukan menyusul dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 2043 Tahun 2004. Dengan pengalihan itu, PD Pasar Jaya dapat menghemat Rp 10 miliar per tahun. "Selama ini biaya penanganan sampah dan perawatan 60 truk angkutan sampah mencapai Rp 20 miliar," kata Direktur Utama PD Pasar Jaya Prabowo Soenirman, Jumat (19/11). Ia menjamin pengalihan pengelolaan itu tidak akan mengurangi atau memberhentikan pekerja yang terkait dengan pengangkutan dan pengelolaan sampah di pasar tradisional selama ini. Dengan menyerahkan pengelolaan sampah ke unit Dinas Kebersihan, setidaknya PD Pasar Jaya hanya perlu membayar retribusi ke instansi tersebut setiap Rp 15.000 per ton sampah yang dikirim ke TPA sampah. Sesuai dengan data yang ada, dari 151 pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Jaya, setiap hari dihasilkan 1.200 ton sampah. Sebanyak 30 persen di antaranya adalah sampah warga yang ikut ditampung pada TPS di pasar. Kepala Humas PD Pasar Jaya Nurman Adi mengatakan, sampah yang dikelola PD Pasar Jaya ditampung dalam kawasan pasar. Sementara sampah di luar pasar selama ini ditangani Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Dalam pengamatan Kompas, kemarin tumpukan sampah di sejumlah tempat mulai berkurang karena sudah diangkut petugas kebersihan. Misalnya yang terjadi di Jalan Percetakan Negara, Gelora XV, kompleks perumahan warga di Gelora, Palmerah Selatan; Pasar Minggu, Blok M, dan Jatinegara. Kepala Subsie Kebersihan Wilayah Kecamatan Tanah Abang Syamsudin mengakui, dalam dua hari setelah Lebaran lalu memang terjadi penumpukan sampah di wilayahnya. Sebab, saat itu memang terjadi kekurangan petugas. Dirinya sudah mencoba meminta bantuan warga dengan imbalan uang, tetapi tak ada juga yang mau mengangkut. Tetapi, "Sejak kemarin hingga Jumat ini petugas kami mengangkut sampah-sampah yang ditumpuk begitu saja oleh pedagang kaki lima di pinggir jalan," katanya. (pin/osa) Post Date : 20 November 2004 |