Pengelolaan Sampah Mandiri Perlu Didukung

Sumber:Jurnal Nasional - 22 Februari 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

GERAKAN pengelolaan sampah mandiri memerlukan peran serta masyarakat. Dorongan menekan volume sampah perkotaan perlu terus dilakukan. Pasalnya, pengelolaan sampah melalui Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) sudah habis pada 2013.

“Padahal dari sekitar 500 TPA yang ada sebanyak 90 persen di antaranya tak layak karena belum memiliki sanitasi landfill,” kata Tri Bangun L Soni, Asisten Deputi Urusan Pengendalian dan Pengelolaan Limbah Domestik Kementerian Lingkungan Hidup di Yogyakarta, Minggu (21/2).

Dijelaskannya, produksi sampah masyarakat kini mencapai 200.000 ton per hari. Pemerintah menargetkan volume sampah pada 2010 bisa ditekan 25 persen. Secara bertahap ditargetkan pada 2013 mendatang bisa ditekan produksi sampah hingga 30 persen.

“Membangun pengelolaan TPA dengan sanitasi landfill biayanya sangat mahal. Pengelolaan sampah mandiri oleh masyarakat kami nilai efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA,” kata Tri Bangun.

Masyarakat bisa menerapkan tiga prinsip dalam pengolahan sampah mandiri yaitu prinsip 3 R, yaitu reduce, reuse, dan recycle. Mengurangi produksi sampah, memanfaatkan benda secara arif dan melakukan daur ulang.

Hanya saja, kata Tri, ketika masyarakat sudah mampu mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis, justru sulit dipasarkan. “Hal ini yang perlu dipikirkan jalan keluarnya,” katanya.

Sementara itu, Suyana, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta mengatakan, kesadaran warga Yogyakarta mengelola sampah mandiri sudah mulai terlihat. Tiap kelurahan sudah ada kelompok masyarakat yang menangani pengolahan sampah.

“Kami baru bisa menekan volume sampah sekitar 10 persen,” kata Suyana. Total volume sampah yang dihasilkan warga Kota Yogyakarta mencapai 300 ton per hari. Volume itu sudah turun karena periode 2007 volume sampahnya 350 ton per hari.



Post Date : 22 Februari 2010