Pengelolaan Sampah Belum Komprehensif

Sumber:Jurnal Nasional - 24 Oktober 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

PROGRAM pembangunan Unit Pengelolaan Sampah (UPS) yang dikembangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok diharapkan mengelola sampah secara komprehansif. Tidak sebatas pembangunan fisik, pembelian mesin penghancur sampah, dan pengurangan volume sampah.

Namun, hasil akhir dari sampah yang telah dicacah tidak dapat digunakan petani untuk dijadikan pupuk. "Banyak petani tidak mau menggunakan pupuk hasil cacahan mesin UPS karena hasil olahan tersebut tidak mengandung vitamin yang dibutuhkan tanaman," kata pengelola UPS Pasar Kemirimuka, Samadikun, Jumat (23/10).

Misalnya, mesin UPS di tempatnya boleh dikatakan di bawah standar baku. Hanya dapat mengelola sampah dalam jumlah kecil, itu pun dengan banyak kerusakan. "Kalau kita bicara sarana dan prasarana sangat tidak sesuai lah," katanya.

Pupuk kompos yang dihasilkan UPS tidak dapat digunakan petani lantaran belum dicampur dengan bahan-bahan kimia lain. "Petani mau menggunakan kompos hasil UPS kalau kompos tersebut telah dicampur kotoran sapi," katanya. Mesin UPS diakui dapat menghancurkan sampah menjadi potongan-potongan kecil.

Namun, hasil itu belumlah maksimal karena pupuk kompos belum dapat digunakan. Agar program UPS dinilai layak, Pemkot Depok harus menyediakan hanggar tersendiri untuk mengelola pupuk kompos yang setengah jadi itu.

"Pupuk tidak dapat digunakan karena masih setengah jadi, sedikit sentuhan tangan para ahli maka pupuk tersebut akan berdaya guna," katanya. Ia percaya kalau program Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail dapat menanggulangi masalah sampah. Hanya saja, sistem yang dibangun belum tuntas membahas out put dari sistem tersebut.

"Saya dengar malah hasil olahan UPS dikembalikan ke TPA karena UPS tidak mampu menampung menggunungnya cacahan sampah," tandasnya.  Iskandar Hadji



Post Date : 24 Oktober 2009