JAKARTA: Keterbatasan jaringan air kotor dinilai menjadi penyebab buruknya sistem pengelolaan limbah cair di Jakarta. Akibatnya, sebagian besar limbah dibuang secara langsung ke sungai atau septic tank di dekat lingkungan permukiman.
Anggota Bidang Teknik Badang Regulator Pelayanan Air Minum DKI Jakarta Firdaus Ali mengatakan kondisi pengelolaan limbah cair yang buruk itu menyebabkan pencemaran air tanah yang semakin parah di Ibu Kota akibat banyak tempat penampungan limbah cair.
"Sekarang ini setiap rumah di DKI mempunyai septic tank, maka bisa dihitung berapa jumlahnya sekarang, wajar kalau kemudian ada kelakaran yang mengatakan orang Jakarta sekarang tidur diatas septic tank," katanya di Jakarta kemarin.
Dia mengatakan padatnya permukiman penduduk di sebagian besar kawasan di Ibu Kota sekarang ini menyulitkan penentuan jarak ideal antara lubang tempat pembuangan limbah di satu rumah dan sumur milik tetangga, terutama pada permukiman padat.
Kondisi tersebut, lanjutnya, juga mulai terjadi di daerah permukiman yang pembangunan rumah dengan sarana pendukungnya berupa septic tank yang tidak terkoordinasi secara baik. Hal itu terutama mulai terlihat di daerah dipinggiran Jakarta.
Menurut Firdaus sampai sekarang ini belum ada upaya maksimal dari Pemprov DKI untuk menangani masalah limbah cair itu selain hanya menyosialisasikan pembangunan sumur resapan dan pembuatan lubang biopori.
Sementara fungsi sumur resapan dan lubang biopori tidak bisa mengatasi pencemaran lingkungan, khususnya air tanah dangkal dan permukaan yang ditimbulkan oleh limbah cair dari aktivitas rumah tangga dan industri.
Karena itu, lanjutnya, air tanah dangkal dan permukaan di DKI, terutama di daerah permukiman padat sangat buruk kualitasnya dan tidak layak untuk dikonsumsi. "Tetapi sayang, cakupan layanan air bersih dari perusahaan daerah pengelola air bersih masih rendah," ujarnya.
Firdaus mengatakan Pemprov DKI sesungguhnya sudah memiliki sistem pengelolaan limbah cair yang dikelola Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah (PD PAL) dengan proyek percontohannya ada di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan. Nurudin Abdullah
Post Date : 13 Oktober 2009
|