Pengelolaan Air Hujan Dikembangkan di Dua Kelurahan

Sumber:Suara Merdeka - 14 Desember 2011
Kategori:Air Minum
BALAI KOTA - Dua kelurahan di Kota Semarang terpilih sebagai tempat proyek percontohan sistem pemanenan air hujan (rain water harvesting) yakni Wonosari, Kecamatan Ngaliyan dan Tandang, Kecamatan Tembalang.
 
Semarang dan Bandar Lampung terpilih sebagai kota yang ditunjuk dalam Program Jejaring Ketahanan Kota-kota Asia Terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) yang didukung oleh Rockefeller Foundation.
 
Kabid Pengembangan Infrastruktur Wilayah Bappeda Kota Semarang Purnomo Dwi Sasongko menyatakan, pihaknya telah membangun instalasi pemanenan air hujan di kedua kelurahan itu. Seperti di Wonosari, pembangunannya untuk individual di lima rumah warga.
 
‘’Sistem pemanenan itu meliputi penyiapan masyarakat penerima dan pengelolaanya, pembuatan sumur resapan, tangki penampung air hujan, pembenahan talang, dan pemasangan instalasi pipa,’’ kata dia, kemarin.
 
Untuk Kelurahan Tandang, berupa instalasi sistem komunal yang berlokasi di SDN Tandang 3.
 
Kegiatannya juga sama yang dilakukan di Wonosari, hanya ditambah dengan tiga tandon penampungan air yang rencananya untuk kebutuhan sekolah dan masyarakat sekitarnya.
 
Diaplikasikan Masyarakat
 
Bagi Purnomo, dengan adanya percontohan itu diharapkan bisa bermanfaat dan diaplikasikan oleh masyarakat sekitar. Sistem tersebut tergolong baru.
 
Fungsinya dapat berkonstribusi untuk menambah akses ketersediaan air, terutama untuk wilayah rawan banjir dan kekeringan. Selain itu juga dapat mengurangi tingkat limpasan air hujan, menambah persediaan air bawah tanah.
 
‘’Terpenting juga dapat mengurangi ketergantungan penggunaan air bawah tanah. Sistem ini juga bisa dikembangkan untuk kawasan pesisir, apalagi isu penurunan tanah di Kota Semarang cukup mengkhawatirkan. Dengan begitu, konsep ini bisa menjadi solusi penurunan tanah,’’ ungkapnya.
 
Terpilihnya Kota Semarang dalam program ACCCRN, lanjut Purnomo, karena telah berhasil membuat dokumen Strategi Ketahanan Kota Semarang (city resilience strategy) untuk mengurangi kerentanan masyarakat dan kota terhadap dampak perubahan iklim.
 
Dokumen tersebut terwujud berkat kerja sama antara pemerintah, akademisi, LSM yang difasilitasi oleh Mercy Corps. Di dalam dokumen CRS, dihasilkan strategi-strategi pada sektor-sektor yang paling terkena dampak perubahan iklim yang akan dikembangkan di Kota Semarang seperti, sektor lingkungan, sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, pesisir, dan air bersih. (H37,J9-69)


Post Date : 14 Desember 2011