SISTEM pengamanan saluran air bersih DKI dinilai masih minim, akibatnya pasokan air bersih untuk DKI Jakarta yang berasal dari Saluran Tarum Barat kualitasnya buruk dan rawan tercemar limbah.
Ketua Badan Regulator PAM Jaya Irzal Jamal mengatakan tanggung jawab perbaikan saluran tersebut berada ditangan Perum Jasa Tirta II (PJT II) dan Departemen Pekerjaan Umum (PU).
Menurut dia, air baku yang kotor dapat menjadi alasan operator air bersih untuk menaikkan tarif air sehingga yang menjadi korban adalah masyarakat. Tak hanya menanggung tarif berlangganan yang tinggi, kesehatan masyarakat pun akan terganggu karena air yang tercemar itu. "Jadi harus segera diperbaiki karena saluran itu adalah jalur pasokan air terbesar untuk Jakarta," ujarnya.
Anggota BR PAM Jaya Firdaus Ali menambahkan, kebutuhan air baku untuk jakarta saat ini dalam taraf defisit. Menurut Firdaus, total kebutuhan air baku DKI mencapai 17.700 liter/detik. Mayoritas pasokan air baku masih mengandalkan dari Waduk Jatiluhur. Sedangkan pasokan 400 liter/detik lain diantaranya diambil dari Kali Krukut.
Jakarta pun akan kehilangan salah satu pemasok airnya karena Tangerang yang memasok kebutuhan air baku 2.700 liter/detik pada 2020 nanti diperkirakan sudah tidak akan memasok lagi. "Sehingga praktis pengolahan air baku hanya menggantungkan dari Waduk Jatiluhur," kata Firdaus. Fauzan Hilal.
Post Date : 27 April 2009
|