Penduduk Perbukitan Krisis Air

Sumber:Kompas - 02 Juli 2008
Kategori:Air Minum

WATES, KOMPAS - Penduduk perbukitan di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, kini sulit mendapatkan air bersih. Hal itu karena sumur mulai kering dan debit air dari perusahaan daerah air minum mengecil.

Di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, aliran air dari PDAM sering berhenti. Kalaupun keluar, aliran air sangat kecil. Penduduk terpaksa menyedot air dari mata air dengan mesin pompa.

Namun, tidak semua penduduk mampu melakukan. Jika jarak rumah dari sumber air lebih dari 500 meter, warga harus mengeluarkan modal besar untuk pengadaan pipa paralon, pompa air berdaya sedot besar dan mesin diesel, mengingat topografi wilayah yang berbukit-bukit.

”Warga yang tidak mampu seperti saya setiap hari harus jalan kaki ambil air,” ujar Sumirah (40), warga Dusun Sukomoyo, Kecamatan Jatimulyo, Selasa (1/7).

Sementara itu, warga Desa Tanjungharjo, Kecamatan Nanggulan, dan Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, mulai mengeluh sumur mengering. Mirah (36), warga Dusun Tanjung Gunung, mengatakan, sepekan terakhir permukaan air sumurnya turun hampir semeter. Ia memperkirakan akhir bulan ini sumurnya akan benar-benar kering.

Kekeringan juga terjadi di dataran rendah. Di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, khususnya warga yang tinggal di tepi Sungai Progo, air sumur juga turun.

Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Kulon Progo Arief Sudarmanto menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan program penyaluran air bersih. Namun, belum ada permohonan air bersih dari masyarakat.

Kekeringan juga melanda Kabupaten Sleman, DIY. Warga Dusun Kalinangka Kidul harus berjalan 2 kilometer untuk mendapatkan air bersih karena sumur di daerahnya kering.

Sustriyani (37), warga Dusun Watugudeg, mesti membeli air dari tangki yang disediakan Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Penanggulangan Bencana Alam Sleman seharga Rp 200 per jeriken berkapasitas 20 liter.

Selain antre air, warga juga kesulitan mendapatkan rumput untuk pakan ternak. Tumini (47), warga Dusun Jantisari, harus berjalan 1 km ke Dusun Demang untuk cari rumput bagi sapinya.

Waduk mengering

Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, petani memilih menanam kangkung dan palawija yang tidak membutuhkan banyak air.

Pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Gresik menyebutkan, lima waduk besar di Gresik, yakni Waduk Banjaranyar di Bunder, Waduk Lowayu di Kecamatan Dukun, Waduk Sumengko dan Waduk Kali Ombo di Kecamatan Duduksampeyan, serta Waduk Gedang Kulud di Cerme, mengalami pendangkalan serius. Daya tampung air saat ini 10-25 persen dari kapasitas normal.

Sejumlah petani di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, harus berupaya keras untuk mendapatkan air dari saluran irigasi. Mereka berjaga semalaman mengawasi aliran air.

Hal itu dituturkan Asngari, petani di Dusun Banaran, Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Magelang, Selasa.

Dusun Banaran, menurut Asngari, hanya mendapat jatah air irigasi sekali seminggu, mulai Senin pukul 16.00 hingga Selasa pukul 16.00. Saat itu, lima warga ditugaskan mengatur pembagian air di pematang sawah. Di enam dam ditempatkan masing-masing dua warga agar air tidak dibelokkan warga dusun lain. (YOP/A06/EGI/ACI)



Post Date : 02 Juli 2008