Penduduk Mulai Kesulitan Air Bersih

Sumber:Suara Merdeka - 12 Juli 2006
Kategori:Air Minum
PURWOKERTO - Sejak tiga pekan terakhir, penduduk di daerah rawan kekeringan di Kabupaten Banyumas sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, penduduk terpaksa mencari sumber air yang masih ada airnya meski harus jalan kaki cukup jauh dari rumahnya.

Setiap pagi dan sore penduduk yang sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih itu berlomba cepat ke sumber air agar bisa mendapatkan satu atau dua ember air untuk kebutuhan memasak di rumah. Sumber air yang masih tersisa pun debit airnya terbatas.

Apabila penduduk yang mengambil air jumlahnya banyak, dalam waktu satu atau dua jam sudah mengering. Setelah beberapa jam dibiarkan tak diambil, air yang ada di sumber seperti sendang atau belik kembali terisi.

Di Kabupaten Banyumas terdapat 60 desa yang tersebar di 15 kecamatan yang merupakan daerah rawan kekeringan. Kecamatan yang rawan kekeringan itu adalah Kecamatan Gumelar (4 desa), Jatilawang (3 desa), Wangon (3 desa), Purwojati (3 desa), Ajibarang (9 desa), Kebasen ( 1 desa), Tambak (5 desa), Sumpiuh (4 desa), Kalibagor (5 desa), Purwokerto Selatan ( 4 kampung), Rawalo (2 desa), Somagede (5 desa), Cilongok (7 desa), dan Karanglewas (3 desa).

Jumadi (45), warga Desa Suro, Kecamatan Kalibagor menuturkan, setiap musim kemarau, desanya selalu kekurangan air bersih. Pada kemarau kali ini, penduduk sejak tiga pekan terakhir sudah mulai merasakan kesulitan mendapatkan air bersih.

"Untuk bisa mendapatkan air, penduduk terpaksa mengambil air di sendang. Setiap pagi dan sore puluhan warga berbondong-bondong ke sumber air untuk mengambil air. Kalau terlambat ke sumber, tak kebagian air karena sudah habis," ungkapnya.

Harapan dia dan warga desa lainnya adalah segera ada bantuan air bersih. Sebab hingga saat ini bantuan air bersih belum ada yang dikirim ke desanya. Bantuan air bersih itu akan sangat membantu penduduk yang kini sudah mulai kesulitan mendapatkannya.

Kepala Bagian Kesra Pemkab Banyumas Taefur Arafat menjelaskan, pada setiap musim kemarau tiba, desa-desa yang masuk daerah rawan kekeringan sudah rutin kekurangan air bersih. Ada sekitar 60 desa di 15 kecamatan yang rawan kekeringan.

"Pemkab Banyumas telah mengantisipasinya dengan menyiapkan bantuan air bersih. Akan tetapi hingga kemarin baru dari Kecamatan Sumpiuh dan Tambak yang sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih. Kecamatan lain belum masuk. Kalau permohonan masuk, bantuan segera dikirim," jelasnya.

Di desa yang rawan kekeringan itu, Pemkab juga telah menempatkan bak penampungan air. Sudah ada sekitar 40 bak yang ditempatkan di sejumlah desa. Bak tersebut dimanfaatkan untuk tempat air saat bantuan air bersih dikirimkan ke desa itu.

Menurutnya, belum banyaknya permohonan bantuan air bersih itu karena penduduk di desa rawan kekeringan biasanya mengajukan permohonan bila sudah benar-benar kesulitan memperoleh air. Bila penduduk masih bisa mendapatkan air dari sumber yang ada di desanya, meski harus jalan kaki cukup jauh, mereka belum mengajukan permohonan bantuan.

"Kalau masih ada sumber mata air yang bisa diambil airnya, mereka memilih memanfaatkan sumber air itu daripada mengajukan permohonan bantuan. Biasanya mereka pergi bareng-bareng sehingga tak merasa lelah meski harus jalan kaki," tandasnya. (G23-42v)



Post Date : 12 Juli 2006