|
CILACAP, (PR).-Ratusan penduduk di Desa Klaces, Kec. Kampung Laut, Cilacap, Jateng sudah beberapa hari ini mengonsumsi air payau karena tidak tersedianya air tawar. Hal itu akibat pipa paralon yang dipasang dari sejumlah sumber mata air di P. Nusakambangan ke desa bocor, sehingga air tidak sampai mengalir ke bak-bak penampungan. "Air hilang di tengah jalan, tidak sampai ke bak-bak penampungan. Karena tidak ada air tawar warga akhirnya menggunakan air dari Segara Anakan yang keruh dan asin. Jika ada hujan kita minum air hujan yang kita tampung," kata Rebo (36), warga Klaces yang juga nelayan. Biasanya, untuk kebutuhan minum dan masak warga menggunakan air tanah yang dialirkan melalui pipa dari beberapa mata air yang mengalir dari Nusakambangan. Dari bak penampungan air dialirkan ke ratusan rumah warga. Di Klaces ada delapan tempat bak penampungan. Namun sejak beberapa hari air tidak sampai ke bak penampungan, karena pipa plastik yang mengalirkan air bersih bocor di beberapa bagian. Yakni saluran pipa dari mata air Gua Karangbelah sepanjang 3 km. Lainnya pipa air bersih penghubung antara Klaces dengan sumber mata air di Gua Janban, Gua Klapa Kerep serta Gua Jongorasu dengan panjang masing-masing 2 km. Kepala Desa Klaces Slamet Sudiro mengaku, sebagian besar warga mengonsumsi air payau memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk minum dan memasak. "Daripada tidak minum, warga memilih mengonsumsi air payau. Rasanya jelas lain karena air payau agak asin," ujar Slamet. Tetapi, umumnya mereka memilih mengonsumsi air payau karena jarak pencarian air cukup jauh antara 2-3 km. "Padahal, medannya berat karena harus naik turun bukit kapur di P. Nusakambangan," kata Slamet. Camat Kampung Laut Edi Suyoto mengatakan, pihaknya telah melaporkan masalah ini ke Pemkab Cilacap. "Tim dari PDAM dan Pemkab Cilacap telah turun untuk mengecek kerusakan pipa, yang mengalirkan air bersih dari Nusakambangan ke Klaces," katanya. (A-99) Post Date : 21 Maret 2007 |