|
BOYOLALI - Ratusan penduduk di pinggiran hutan Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali dilaporkan mulai merasakan kekurangan air bersih. Mereka sudah mencari air bersih di umbul yang berada di kawasan hutan. Bila pada pertengahan Agustus belum ada pengedropan air bersih, warga harus berebut air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Camat Juwangi Bambang Pujiko SSos saat dimintai konfirmasi siang kemarin mengatakan, desa yang sudah merasakan kekurangan air bersih di antaranya Desa Kayen, Kalimati, Jeruk, Krobokan, dan Ngaren. Desa-desa itu berada di kawasan hutan dan masuk kawasan KPH Telawa, Juwangi. Sumber mata air di berbagai desa itu memang terbatas dan jarang sekali warga membuat sumur. Meski sudah merasakan kesulitan air bersih, sebagian warga masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari kendati tidak optimal. Dalam waktu dekat ini pihaknya akan segera melaporkan hal itu kepada Bupati dan diharapkan akan mendapat bantuan air bersih. ''Setiap memasuki musim kemarau biasanya warga mendapat bantuan air bersih. Karena itu, kami juga akan menanyakan kepada dinas terkait,'' kata Bambang Pujiko. Titis Prasetyo, warga Desa Pilangrejo, Kecamatan Juwangi mengatakan, kesulitan air bersih diperkirakan mencapai puncaknya pada pertengahan Agustus. Saat ini memang belum semua warga merasakan kesulitan, tetapi sudah ada yang mengangsu mata air (umbul) di desa lain. Karena itu, sudah waktunya pemerintah memberikan bantuan air bersih. Malam Hari Bantuan air bersih, lanjut Titis, mendesak direalisasikan sebab umbul yang ada di desa itu berada di kawasan hutan. Bila kekurangan air bersih mencapai puncaknya, biasanya warga mencari air pada malam hari sehingga membahayakan keamanan. Selain itu, di antara warga terkadang juga berebut air bersih sehingga bisa menimbulkan konflik. ''Karena itu sebelum warga menyusuri hutan mencari air bersih, hendaknya mulai sekarang segera didrop air,'' katanya. Bantuan air bersih biasanya juga datang dari Perhutani atau KPH Telawa. Dalam waktu dekat pihaknya akan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Perhutani. Para perangkat desa diharapkan segera mengajukan bantuan secara tertulis kepada Bupati. Kabag Sosial Drs Sudadi Waluyo mengatakan, warga yang mulai merasakan kekurangan air bersih hendaknya mengajukan bantuan secara tertulis melalui perangkat desa dan kecamatan. Sejauh ini belum ada yang mengajukan secara tertulis. Namun dinasnya sudah menganggarkan untuk mengatasi bencana alam, termasuk kekeringan. Selain itu, Dinas Sosial juga sudah berkoordinasi dengan dinas terkait, yakni PDAM. ''Dengan demikian, setiap saat kami siap memberikan bantuan air bersih,'' katanya. (shj-67n) Post Date : 01 Agustus 2006 |