Pendistribusian Air Bersih Terkendala Mobil Tangki

Sumber:Kompas - 28 Juni 2008
Kategori:Air Minum

Bantul, Kompas - Lima desa di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kesulitan mendapat air bersih karena sumur milik warga mengering. Permintaan bantuan air bersih ke Pemerintah Kabupaten Bantul tidak bisa dilayani secara maksimal karena hanya ada satu mobil tangki.

Kelima desa itu adalah Selopamioro, Bangunjiwo, Gunung Sempu, Wonolelo, dan Pleret. ”Sudah dua minggu permintaan air meningkat. Namun, pelayanan tersendat,” kata Pelaksana Harian Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bantul Sukardiyono, Jumat (27/6).

Menurut Sukardiyono, idealnya ada lima unit mobil tangki. Saat ini PDAM memanfaatkan mobil pemadam kebakaran.

Arman, warga Desa Pleret, mengaku sumurnya mulai kering seminggu terakhir. Untuk keperluan sehari-hari, ia mengandalkan bantuan air. ”Sayangnya pasokan tak rutin. Saya harus mencari air ke desa lain,” katanya.

Sekitar 150 hektar lahan pertanian juga mengering. Apabila tak segera mendapat pasokan air, tanaman padi dan kedelai akan mati. Kekeringan diprediksi terus meluas, terutama di sawah tadah hujan dan irigasi sederhana.

”Saat ini kekeringan melanda 74 hektar padi di Argosari Sedayu, dan 76 hektar kedelai di Seloharjo Pundong. Jika kedua daerah itu gagal panen, kerugian diperkirakan mencapai Rp 100 juta,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Edy Suharyanto.

Di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, air sumur warga juga mulai menyusut. Beberapa warga harus berjalan kaki 1 kilometer untuk memperoleh air bersih.

Seperti dilakukan Lasiyem (30), warga Dusun Rejosari, Desa Wukirharjo, yang ditemui sedang menggendong jeriken air berkapasitas 20 liter. Dalam sehari, ia mengambil air bersih 4-5 kali.

Karni (45), warga Dusun Losari II, Wukirharjo, harus mengantre di sumur umum agar memperoleh air bersih. Di dusun ini hanya ada dua sumur yang menjadi tumpuan 20 keluarga.

Sebenarnya warga bisa mendapatkan air bersih dari tangki PDAM Sleman. Namun, mereka tidak mampu membeli air seharga Rp 7.000 per meter kubik. Sebagai perbandingan, satu rumah tangga di Kota Yogyakarta hanya membeli air PDAM seharga Rp 1.500-Rp 2.400 per meter kubik. ”Sayang uangnya, mending untuk biaya anak sekolah,” ujar Semiyati (40), warga Dusun Losari II.

Untuk mengantisipasi kekeringan di wilayah Sleman, Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Penanggulangan Bencana Alam Sleman menyediakan 800 tangki air bersih pada tahun 2008. (ENY/A06)



Post Date : 28 Juni 2008