Penderita Diare Meningkat

Sumber:Kompas - 26 Oktober 2007
Kategori:Sanitasi
Palembang, Kompas - Penderita diare di Kota Palembang dan sekitarnya meningkat cukup tajam selama tiga bulan terakhir. Namun, Dinas Kesehatan Sumatera Selatan mengaku belum mengetahui karena belum mendapat laporan adanya peningkatan kasus diare dengan alasan belum ada laporan.

Pantauan Kompas di Rumah Sakit Islam Siti Khatidjah Kota Palembang, Kamis (25/10), menunjukkan, Ruang Madinah di RS tersebut hampir dipenuhi pasien diare yang semuanya merupakan bayi dan anak-anak. Kepala Bagian Rekam Medis RSI Siti Khatidjah Yanuar mengatakan, peningkatan penderita diare di rumah sakitnya sudah terjadi sejak Agustus.

Jumlah penderita pada Agustus melonjak mencapai 157 kasus. Pada bulan berikutnya, penderita diare mencapai 158 pasien, dengan 93 pasien mengalami rawat inap. Hingga pertengahan Oktober, jumlah penderita mencapai 158 pasien, 119 pasien rawat jalan dan 39 pasien rawat inap.

Kesemuanya merupakan bayi dan anak-anak. Setiap tahun pada periode Agustus sampai Oktober, kami pasti mengalami lonjakan pasien diare. Diare muncul karena sangat terkait dengan pola makan dan minum yang kurang sehat, kata Yanuar.

Menurut Yanuar, para pasien diare ini tidak hanya berasal dari Kota Palembang, namun dari kabupaten-kota di Provinsi Sumatera Selatan. Dia menjelaskan, perbandingan pasiennya bisa mencapai 60:40.

Namun, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Syahrul Muhammad mengatakan, belum menerima laporan dan data resmi perihal peningkatan kasus diare ini. Diare memang ada dan terjadi setiap tahun di Sumsel, namun penderitanya belum meningkat terlalu tajam sehingga kategorinya masih cukup aman, kata Syahrul.

Selain karena bakteri e-colli, Syahrul menjelaskan, peningkatan kasus diare ini salah satunya disebabkan faktor travel diare. Slama mudik Lebaran, banyak keluarga yang bepergian ke luar kota dan menempuh perjalanan yang jauh. Selama perjalanan itulah, terjadi kebiasaan makan dan minum yang kurang sehat.

Ditambah dengan kondisi tubuh yang lemah, maka jadilah muncul penyakit diare. Makanya bisa diamati, istilah travel diare ini biasanya menyerang pada bayi dan anak-anak, kata Syahrul.

Di sisi lain, lanjut dia, lonjakan penderita diare di Provinsi Sumsel biasanya justru terjadi pada musim kemarau. Pada saat itu, warga menggunakan air sungai yang tidak diolah untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Padahal, itulah sumber hidup bakteri e-colli, kata Syahrul. (ONI)



Post Date : 26 Oktober 2007