|
[JAMBI] Banjir akibat luapan Sungai Batanghari, Kota Jambi, dua pekan ini, menyebabkan penyakit diare semakin mewabah. Penderita penyakit diare di permukiman warga yang terkena banjir di kota itu benar-benar melonjak hingga mencapai 500 persen. Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Perawatan Putri Ayu Kota Jambi, dr Hj Ida Yuliati, kepada Pembaruan di Jambi, Selasa (6/2) mengatakan, jumlah pasien penderita diare yang berobat ke Puskesmas Putri Ayu sejak Januari hingga awal Februari ini mencapai 147 orang. Sebanyak 124 pasien penderita diare selama Januari dan 23 orang selama Februari ini. Penderita diare di Puskesmas Putri Ayu Januari hingga Februari tersebut meningkat 125 orang atau sekitar 586 persen bila dibandingkan penderita diare Oktober - Desember 2006 yang hanya mencapai 22 orang. Sedangkan pada Januari - Februari 2006, penderita diare yang berobat ke puskesmas tersebut hanya delapan orang karena saat itu tidak ada banjir. Bahkan, selama tahun 2006, penderita diare yang berobat ke Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi hanya sekitar 156 orang. Jumlah pasien penderita diare itu hanya selisih sembilan orang dari 147 orang pasien penderita diare yang berobat ke puskesmas itu Januari - Februari 2007 ini. Dikatakan, terjadinya lonjakan penderita diare yang berobat ke Puskesmas Putri Ayu karena lokasi puskesmas itu berada di sekitar permukiman yang terendam banjir. Misalnya, permukiman warga Kelurahan Legok, Sungaiputri dan Pasar Kota Jambi yang hingga Selasa (6/2) masih terendam banjir. Dari 147 orang penderita diare yang berobat ke puskesmas ini sejak musim banjir Januari - Februari lebih banyak dari Kelurahan Legok, yakni sebanyak 71 orang. Sedangkan pasien diare dari Kelurahan Sungaiputri sekitar 27 orang, Sipin (14 orang) dan Murni (12 orang). Pasien penderita diare usia balita yang berobat ke puskesmas tersebut Januari sebanyak 48 orang dan berusia enam tahun ke atas sebanyak 76 orang. Pasien penderita diare yang dirawat di puskesmas tersebut yang berusia anak-anak Februari ini sebanyak 12 orang dan dewasa 11 orang. Banyaknya anak-anak penderita diare tersebut akibat kurangnya air bersih yang dialami warga selama banjir, katanya. Guna mengendalikan lonjakan penderita diare tersebut, pihaknya meningkatkan pemberian oralit kepada pasien diare yang rawat jalan. Sedangkan untuk sejumlah pasien yang menjalani rawat inap di puskesmas tersebut, pihaknya merawat secara intensif dengan memberikan infus. [141] Post Date : 07 Februari 2007 |