|
PALEMBANG(SINDO) – Per Januari hingga 31 September 2008, penderita diare di Provinsi Sumsel mencapai 143.822 jiwa. Demikian data yang tercatat di Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel. Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Hamdan Mahyuddin mengatakan,penderita diare didominasi balita dan anakanak. Meski jumlahnya masih beradadibawahangkainsiden nasional,namun prioritas penanganan penyakit ini cukup penting. “Tren peningkatan kasus penderita diare terjadi di puncak musim kemarau dan titik rawan juga terjadi pada peralihan musim panas ke hujan (pancaroba),” ujarnya di Palembang kemarin. Menurut dia,perlu pe ngetahuan, penanganan hingga tips-tips antisipasi diare secara konkrit agar kasus ini dapat ditekan setiap tahun, tidak menimbulkan kasus kematian hingga kejadian luar biasa (KLB). Pihaknya berharap pola hidup bersih dan sehat (PHBS) bukan hanya teori. “Butuh tindakan konkrit di lapangan termasuk kesadaran masyarakat,”tukasnya. Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (PP-PL) pada Dinkes Provinsi Sumsel M Adjad menambahkan, diare atau diarrhoca and grastroentoritis of presumed infection origin merupakan penyakit menular yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat. “Artinya, perlu ditingkatkan dalam kegiatan surveilans secara optimal agar diketahui indikator dan kondisi kasus-kasus di lapangan secara konkrit dan lengkap,”jelasnya. Diare juga gampang sekali menyerang atau menular melalui virus, jamur, bakteri ecolly,alergi dan faktor lain. Sementara itu,staf bidang PP-PL pada Dinkes Provinsi Sumsel Nirwan Sulaiman menyebutkan angka kesakitan (angka insiden) di Sumsel cenderung rendah dibandingkan provinsi lain,seperti di Kalimantan dan Jawa.Tiap 1.000 jiwa,terdapat 20 penderita diare. Sementara angka insiden nasional adalah 423/1.000 jiwa. (retno palupi) Post Date : 25 Oktober 2008 |