Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pekan ini akan menghadiri Konferensi Iklim dan Kehutanan di Oslo, Norwegia, yang berlangsung pada 26-27 Mei 2010.
Melalui konferensi ini diharapkan komitmen negara maju terhadap pendanaan dalam kerangka REDD-Plus akan meningkat menjadi 4 miliar dollar AS-5 miliar dollar AS.
Mekanisme REDD-Plus merupakan pengaturan membantu negara-negara pemilik hutan hujan tropis untuk menjaga konsentrasi gas rumah kaca dalam level yang tidak berbahaya mengingat hutan hujan tropis memiliki kemampuan lebih tinggi dalam menyerap karbon dibandingkan dengan jenis hutan lain. Melalui pengaturan itu, negara yang memelihara hutannya akan mendapat insentif.
Fasilitasi kemitraan
Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal, Senin (24/5), di Kantor Presiden, Jakarta, menjelaskan, Konferensi Iklim dan Kehutanan di Oslo (Oslo Climate and Forest Conference) bertujuan memfasilitasi kemitraan sukarela antara negara-negara maju dan berkembang secara terkoordinasi dan transparan demi mendukung pelaksanaan upaya REDD-Plus melalui pendanaan fast-start.
”Dalam kaitan ini, diharapkan jumlah pledge akan meningkat menjadi 4 miliar dollar AS hingga 5 miliar dollar AS pada saat konferensi Oslo,” ujar Dino.
Mekanisme pendanaan yang dinamakan Interim REDD+ Partnership Arrangement itu berfungsi mengoordinasikan implementasi aksi dan pendanaan awal bagi hutan dan perubahan iklim secara efektif dan efisien.
Selain itu, kemitraan juga bertujuan mendukung proses Kerangka Kerja Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC) dan pada waktunya akan diganti apabila perundingan dalam UNFCCC berhasil menyepakati mekanisme internasional terkait REDD-Plus.
Konferensi ini akan dihadiri wakil dari 40-50 negara, di samping wakil dari organisasi internasional, NGO, dan sektor swasta. Akan hadir pula beberapa kepala negara/pemerintahan. Selain Indonesia, hadir antara lain Denmark, Papua Niugini, Kamerun, Guyana, dan Gabon.
”Dalam konferensi ini, Presiden Yudhoyono akan bertindak sebagai co-chair,” ujar Dino.
Dino menambahkan, dalam COP-15 di Kopenhagen, Denmark, Indonesia adalah negara yang menggagas masuknya paragraf mengenai perlunya insentif positif dalam upaya REDD- Plus ke dalam catatan Copenhagen Accord.
Karena itu, proses pembahasan implementasi REDD-Plus merupakan kepentingan Indonesia sebagai bagian dari tindak lanjut yang konkret dari Copenhagen Accord menuju COP-16 di Cancun, Meksiko.
Selama berada di Oslo, Presiden Yudhoyono diagendakan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Norwegia HE Mr Jens Stoltenberg. Perundingan bilateral itu diharapkan membuahkan kemitraan strategis Indonesia dan Norwegia dalam REDD-Plus.
”Pemerintah Norwegia akan menyampaikan pledge untuk memberikan dukungan berupa grant (bantuan). Hal ini merupakan dukungan signifikan yang pertama kali diterima Indonesia dari masyarakat internasional terkait implementasi REDD-Plus,” ujar Dino. (DAY)
Post Date : 25 Mei 2010
|