Pencurian Air Masih Marak

Sumber:Koran Sindo - 20 Juni 2011
Kategori:Air Minum

PALEMBANG– Hasil penyisiran tim Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi masih ditemukan aksi warga yang merusak pipa dan mengalirkan air bersih ke beberapa rumah secara ilegal.

Temuan tersebut terjadi di wilayah Tangga Buntung, Kelurahan 32 Ilir,Kecamatan Ilir Barat (IB) II,Palembang.Aksi tersebut dilakukan warga untuk mendapatkan air dengan cara mudah dan tanpa membayar retribusi kepada PDAM. Untuk mengantisipasi aksi pencurian serupa di 16 kecamatan, PDAM pun membentuk tujuh tim pengawas untuk melakukan sweeping dengan misi menekan angka pencurian air tersebut.

Kepala Pengendalian Kehilangan Air PDAM Tirta Musi Palembang Cikmit mengatakan, hasil sweepingyang dilakukan pihaknya ditemukan tiga pelanggaran di kawasan Tangga Buntung. “Pelanggaran yang kita temukan kali ini termasuk berani karena pelaku berani merusak pipa baru yang baru saja terpasang belum lama,” kata Cikmit kemarin.

Menurut dia,modus yang dilakukan adalah dengan merusak pipa yang sudah terpasang, kemudian selang dimasukkan ke pipa dan diikat dengan karet ban. “Saat ini tim yang kita bentuk sedang melakukan pengecekan ke rumah-rumah warga. Dari hasil penertiban yang kita lakukan selama tiga hari terakhir, terdapat puluhan pelanggaran,” ujarnya. Dari hasil operasi penertiban, 19 pelanggan terpaksa dikenakan sanksi pemutusan aliran karena menunggak pembayaran selama lebih dari empat bulan.

Kemudian, ada pula 11 pelanggan yang melakukan aksi ilegal dengan melakukan pencurian air dan lain-lain.“Atas pelanggaran yang ditemukan itu, PDAM sangat dirugikan. Karena itu,kita berikan sanksi tegas kepada pelanggan yang nakal,”tegas Cikmit. Sanksi terhadap pelanggan nakal yang dimaksud Cikmit adalah hukuman denda sebesar Rp500.000 serta denda tagihan air yang dibebankan kepada pelanggan.

“Jika memang ada pelanggan yang nakal melakukan tindakan ilegal, langsung kita putus meterannya.Jika ingin berlangganan lagi, mereka harus menyelesaikan permasalahan lebih dahulu,”ujarnya. Pencurian air,menurut dia, berdampak buruk pada kualitas air yang mengalir ke rumahrumah pelanggan lain. Bukan hanya air menjadi kotor, melainkan juga tekanan air ke pelanggan lain juga menjadi rendah.“

Kita akan terus menggelar penertiban untuk menekan tingkat kehilangan air.Apalagi tahun ini target kehilangan air 25% dan saat ini masih berada di posisi 29%,”jelas Cikmit. Sementara itu, Direktur PDAM Tirta Musi Syaiful DEA mengatakan, pelanggaran yang dilakukan para pelanggan bisa bermacam-macam, mulai merusak meteran hingga melakukan sambungan ilegal. “Dari 1.500 pelanggan yang disisir tim sweeping, masih banyak pelanggan yang melakukan pelanggaran,”tukasnya.

Syaiful mengatakan, kehilangan air 1% setara dengan kehilangan uang Rp200 juta. Jika PDAM bisa menekan tingkat kebocoran air, setidaknya setiap tahun uang yang bisa dihemat sebanyak Rp2,4 miliar. “Yang perlu dilakukan sekarang kita harus berupaya meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, kemudian menekan angka kebocoran semaksimal mungkin sehingga uang yang bisa dihemat dari kebocoran tadi bisa menutupi biaya operasional,” pungkasnya.

Utilitas Selesai Dipindahkan Juli

Komitmen PDAM Tirta Musi untuk memberikan pelayanan berkualitas kepada pelanggannya diwujudkan dengan menyelesaikan pemindahan utilitas pipa di Jalan Kol Barlian akhir Juni. Direktur Teknik PDAM Tirta Musi Stephanus mengatakan, pemindahan pipa induk sepanjang 8,8 meter dilakukan per koridor dengan keharusan tetap menyuplai air bersih kepada pelanggan.

Untuk koridor kanan yang dimulai dari Km 5 hingga simpang Tanjung Api-Api (TAA) sudah selesai dikerjakan sekitar 70%. “Dipastikan, pengerjaan ini baru akan selesai dari Km 5 hingga Kebun Bunga pada Juli mendatang. Sedangkan, koridor kiri, yaitu dari TAA hingga Km 5, akan selesai akhir Juni, tapi sebatas TAA–Punti Kayu,” jelas Stephanus. Menurut dia, pipa transmisi atau pipa induk yang dibutuhkan untuk wilayah tersebut yakni sepanjang 8,8 meter.

Untuk penggantianpipatersebuttentu tidak bisa langsung dilaksanakan secara keseluruhan.Mengingat banyaknya hal yang perlu dipertimbangkan, terlebih PDAM melayani pelanggan di wilayah tersebut sekitar 12.000 sambungan rumah tangga. “Memang, harapan semua pihak, PDAM bisa segera menyelesaikannya. Karena itu, kami usahakan pengerjaannya disegerakan dengan waktu kerja mulai dari pukul 08.00– 23.00 WIB,”sebutnya.

Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Musi Palembang Syaiful DEA mengatakan, dalam pemindahan pipa PDAM, dibutuhkan beberapa hal yang perlu diperhatikan, bahkan bisa menjadi kendala utama, seperti perencanaan yang tidak detail dan perubahan harga pipa. “Alat kontrol di lapangan pun bisa menjadi kendala. Itu sebabnya pemindahan pipa ini tidak bisa langsung dikerjakan langsung semua karena sifatnya memang dinamis,” kata Syaiful di kantor wali kota belum lama ini.

Syaiful menjelaskan, kendala infrastruktur utama dalam penyaluran air adalah pipa.Saat ini masih digunakan pipa buatan tahun 1929.Untuk diameter pipa yang dibutuhkan umumnya sebesar 4 inci,sedangkan untuk pemukiman padat dibutuhkan diameter pipa sebesar 12 inci. Adapun untuk penyaluran air 24 jam, Syaiful mengungkapkan, saat ini sudah ada beberapa wilayah yang dialiri PDAM selama 24 jam.

“Antara lain wilayah Jalan Merdeka, POM IX, Kalidoni, dan Sungai Lais,”sebutnya. Penambahan penyaluran air 24 jam,tambah Syaiful,tentu dibutuhkan peningkatan sistem, terutama untuk kemampuan pompa dan jaringan. Karena sistem penyediaan air tersebut harus memakai tekanan yang lebih. Namun, untuk 15 tahun ke depan, pihaknya memastikan akan meningkatkan tekanan volume menjadi 600– 1.200 liter/detik. m rohali/yulia savitri



Post Date : 20 Juni 2011