Pencurian Air di Jakarta Masih Tinggi

Sumber:Kompas - 06 April 2011
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Pencurian air di Jakarta masih tinggi. Selama satu tahun terakhir ini kehilangan air yang didistribusikan PT Aetra Air Jakarta kepada konsumen masih mencapai 47 persen atau 125,8 juta meter kubik dari total produksi satu tahun sebanyak 267,7 juta meter kubik.

Setahun sebelumnya, kehilangan air PT Aetra akibat pencurian lebih besar lagi, 49 persen. Kehilangan air yang dialami PT Aetra mencapai 131 juta meter kubik. Hanya 136,7 juta meter kubik yang dapat disalurkan kepada konsumen. Total kerugian mencapai Rp 650 miliar.

Head Corporation Communication PT Aetra Air Jakarta Joshua L Tobing mengatakan, pencurian air itu sebagian besar terjadi di Jakarta Utara. Biasanya, pencurian dilakukan dengan cara melubangi pipa dan kemudian mengalirkannya dengan menggunakan paralon atau selang.

”Pipa yang dilubangi ini menjadi rusak karena dilubangi dengan cara yang tidak benar,” katanya di sela-sela pemberian bantuan dua hidran umum atau rumah air di Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (5/4).

Sampai akhir tahun 2011, lanjut Joshua, pencurian air ditargetkan bisa ditekan lagi menjadi 44 persen. Untuk mencapai itu akan dilakukan perbaikan pada sejumlah pipa yang berlubang dan retak akibat dilubangi warga yang mencuri air ataupun pada pipa yang rusak akibat tekanan tanah.

Air keruh

Ada juga konsumen yang nakal menyedot air dengan menggunakan pompa sehingga alat pengukur air pada pipa rusak dan konsumen lain tidak memperoleh air. Ulah nakal konsumen tersebut juga menyebabkan pipa mengencang dan menjadi retak.

”Pencurian ini juga yang menyebabkan air menjadi keruh karena bercampur dengan tanah dari pipa yang pecah,” kata Joshua.

Air keruh tersebut juga bisa disebabkan kandungan amonia yang tinggi pada air sehingga setelah diolah tetap berwarna kuning. ”Untuk menjernihkan air itu digunakan sejumlah bahan kimia. Ada juga air yang tetap berwarna kuning setelah dijernihkan karena kandungan amonianya terlalu tinggi. Meski berwarna kuning, air tersebut tidak berbahaya dikonsumsi,” katanya.

Oleh karena itu, menurut Manajer Humas PT Aetra Air Jakarta Rika Anjulika, untuk mengendalikan pencurian air dan memberikan pelayanan kebutuhan air bagi masyarakat, pihaknya memberikan bantuan hidran umum atau rumah air untuk warga miskin di permukiman padat penduduk. Hingga saat ini sudah ada 650 hidran umum yang dipasang di berbagai permukiman padat penduduk di Jakarta.

Setiap meter kubik air yang digunakan dari hidran itu, warga dibebani Rp 1.050. Harga itu, lanjut Rika, jauh lebih murah dibandingkan dengan harga air bagi pelanggan umum yang mencapai Rp 5.000 per meter kubik. (MDN)



Post Date : 06 April 2011