|
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Hatta Rajasa menegaskan pemerintah terus berupaya mencari sumber air untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Selain di Gunungkidul, sedang diupayakan pencarian sumber air bawah tanah di Nusa Tenggara Timur. Kepada wartawan di Pendopo Sewokoprojo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul, kemarin, Hatta Rajasa mengemukakan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan hasil penelitian Batan. Dia mengatakan, setelah sumber air tersebut diketemukan, yang dilakukan adalah bagaimana menaikkan air agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun, dia mengakui untuk menaikkan air bawah tanah yang ada di daerah lain, tidak selalu harus menggunakan teknologi sebagaimana yang dilakukan di Goa Bribin. "Tidak bisa dengan model paket, masing-masing memerlukan studi tersendiri dan perlu penyesuaian-penyesuaian," katanya. Sebelumnya, Hatta Rajasa menghadiri pengeboran pada proyek pembangunan waduk bawah tanah di Goa Bribin, Kecamatan Semanu, Gunungkidul. Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan pembangunan waduk bawah tanah di Goa Bribin itu merupakan upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Gunungkidul. "Jika air bawah tanah ini bisa dipompakan ke atas dan didistribusikan hingga ke rumah-rumah penduduk," katanya. Pemompaan air bawah tanah dari Goa Bribin itu akan mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi 175.000 warga Gunungkidul. Diharapkan setelah selesainya pembangunan waduk bawah tanah Goa Bribin ini akan dilanjutkan dengan pemompaan air di Ngobaran. Dalam kesempatan itu Sri Sultan mengatakan, hampir seluruh wilayah di DIY mengalami masalah dengan air bersih. Dia menyebutkan untuk Kabupaten Kulonprogo, kekurangan air bersih itu juga terjadi terutama di kawasan Menoreh termasuk Kota Wates. Perbedaannya dengan Gunungkidul, lanjut Sri Sultan, untuk Kulonprogo tidak ada sumber air bersih sebagaimana di Gunungkidul yang memiliki sungai bawah tanah. "Kulonprogo yang ada hanyalah air baku di Waduk Sermo. Karena itu, akan diupayakan bagaimana mengolah air Waduk Sermo itu menjadi air bersih yang bisa dikonsumsi penduduk," katanya. (AU/AZ/N-1) Post Date : 03 Agustus 2004 |