MEDAN(SINDO) – Tumpukan sampah masih sering ditemui di Medan,terutama di sekitar pasar tradisional.Kondisi ini membuktikan belum maksimalnya penanganan sampah di kota ini.
Salah satu contoh belum maksimalnya penanganan sampah terlihat di Jalan Kemiri dan Jalan Seksama, kawasan pasar tradisional Simpang Limun. “Hanya satu trip diangkut atau pagi saja kalau di Jalan Kemiri.Begitu juga di Jalan Seksama. Kalau digabung, memang dua trip. Kami minta tiga trip,tapi tidak ditang-gapi dinas,” ucap Barita Laut, Lurah Sudirejo II, Medan Kota, kepada SINDO,kemarin. Dia menambahkan, pengangkutan hanya dilakukan jam delapan pagi. Siang harinya, pengangkutan sudah berpindah ke jalan lain.Padahal, sampah milik pedagang di kawasan pasar tersebut terus saja dihasilkan,pagi,siang,dan malam.“Sampah milik pedagang itu dibuang,pagi,siang,dan jam satu pagi.
Diangkat cuma satu kali. Saya lurahnya di kawasan itu, saya tahu betul.Tidak masalah berapa kali diangkut asalkan tanggung jawabnya ada,”bebernya. Dia memaparkan,sampah yang tertumpuk di Pasar Simpang Limun adalah milik pedagang kaki lima. Selama ini, lurah tidak melakukan pengutipan.Pengutipan justru dilakukan oknum tidak jelas. Begitu juga di Jalan Kemiri dan Jalan Seksama yang sampahnya juga terkadang tidak diangkut. Di kawasan itu bahkan tidak tersedia tong sampah umum.Meski sudah dianggarkan, sarana itu tidak ditempatkan di sana karena khawatir tidak akan bertahan lama, hilang,dicuri,atau dirusak masyarakat.
Barita menjelaskan, pihaknya tidak bisa berbuat keras terhadap pengangkutan sampah.Sebab,mereka di bawah komando Kadis Kebersihan Kota Medan.. “Tidak jelas menanganinya. Kami hanya koordinasi dan mengutip retribusi.Kalau diserahkan ke camat tanggung jawabnya mungkin lebih maksimal.Sebab, bisa diatur langsung. Sekarang ini kami minta tambah trip pun,tidak diterima,” bebernya. Camat Medan Kota Irfan Syarif Siregar mengatakan, pihaknya tidak mungkin melakukan pengangkutan sampah dengan menggunakan becak dorong.“Tidak mungkin pakai becak dorong. Sampai jam berapa.
Sampahnya cukup banyak,” pungkasnya. Hal senada juga diungkapkan Camat Medan Amplas Aidal Fitra. Saat ini, pengangkutan tumpukan sampah pada malam hari mereka lakukan dengan menggunakan becak bermotor. “Saat ini tidak ada masalah. Kami hanya mau bersih. Masih bisa kami tangani.Tapi, kalau begini terus,mau tidak mau dia akan memanggil mandor sampah di setiap kelurahan untuk duduk bersama menyelesaikan masalah ini,”bebernya. Kata Aidal,mereka belum mau mengambil alih penanganan sampah. Sebab, mereka hanya menginginkan kebersihan.Namun, bila didiamkan dalam kondisi seperti ini, bisa saja usulan pengambilalihan ini diutarakan.Apalagi, mandor kebersihan di setiap kelurahan di bawah komando Dinas Kebersihan. Mereka hanya mengikuti perintah atasan.
“Selama ini, mandor ini terkesan tidak mau tahu dengan tumpukan sampah.Mereka hanya jalankan tugas dan pengutipan.Pembersihan sampah tiap malam kami sisir.”ucapnya. “Bila terus begini, mau tidak mau harus keras sama mereka. Hanya mau ngutip saja,tanggung jawab tidak ada. Kalau jorok kami yang disalahkan.” Sementara itu,Kadis Kebersihan Kota Medan Sulaiman Harahap mengatakan, pengangkutan sampah saat ini sudah tepat.Setiap hari terdapat dua trip, pagi dan siang. Sedangkan sore dan malam hari memang tidak ada. Masyarakat pun sudah diimbau untuk tidak membuang sampah pada sore hari.
“Pengangkutan dua trip, tidak mungkin satu trip.Setiap trip pengangkutan harus distempel lurah bersangkutan.Tanpa itu,uang operasional tidak diberikan.Sejauh ini juga tidak ada masalah. Lancar saja,” jelasnya. Sulaiman sendiri menyalahkan masyarakat yang belum memiliki kesadaran.Persoalan paling utama bukanlah pengangkutan,tapi kesadaran masyarakat.Waga belum memiliki kesadaran penuh membuang sampah pada tempatnya. Dia mencontohkan, warga membuang sampah di pinggir Jalan Murni, meskipun sudah dis-ediakan tempat sampah. Begitu juga di Jalan Pandu.Begitu tutup toko, sampahnya dikeluarkan atau diserakkan di depan toko. Koordinasi camat dan dinas sejauh ini tidak ada masalah.
“Kesadaran masih minim untuk membuang sampah pada tempatnya.Padahal sudah diimbau untuk tidak mengeluarkan atau membuang sampah sore atau malam hari.Apabila tetap melakukannya,mereka seharusnya tetap membuang sampah di wadahnya,”bebernya. Pihaknya sendiri tidak menyediakan tempat sampah untuk masyarakat, sebab anggaran yang dibutuhkan cukup besar.Mereka hanya menempatkan tong sampah di tempat umum dan itu pun banyak hilang.“Masyarakat sediakan sendiri, tidak mungkin kami yang menyediakan. Kami hanya menyediakan di tempat umum. Saat ini banyak yang hilang.
Apakah dicuri atau tidak,saya kurang tahu.Kalau dibuang di dalam wadah,tidak terlalu jorok kesannya,”pungkasnya. (reza shahab)
Post Date : 28 Desember 2010
|