MEDAN (SINDO) – Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengakui penanganan drainase di Kota Medan belum maksimal.Perlu penanganan lebih serius untuk mengatasi persoalan ini.
Belum maksimalnya penanganan drainase di Kota Medan terlihat dari masih banyak titik genangan air seperti di Jalan Eka Warni,Jalan Karya Jaya, Jalan Eka Kasih, dan lainnya. Bahkan, banyak warga yang mengeluhkan kondisi ini sejak lama,namun belum juga tertangani dengan maksimal. “Drainase masih banyak belum maksimal.Untukitu,segeraatasipersoalan ini dengan lebih serius dan fokus. Jangan ada lagi keluhan masyarakatterhadapmasalahini,” ucapRahudman saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Pemko Medan di Convetion Center Hotel Danau Toba,kemarin.
Dia menambahkan,Musrenbang Kota Medan dalam agenda menentukan Rancangan Kerja Jangka Menengah Kota Medan 2011-2015 ini memberikanjawabanatashal- halyangberkembang di tengah masyarakat.Dari kegiataninidiharapkanterbentukkerangka pembangunan yang jelas. Rahudman mengakui anggaran masih terbatas untuk memenuhi semua keinginan masyarakat.Untuk itu, perlu koordinasi dengan pihak terkait untuk memaksimalkannya. Sementara itu,Kepala Bidang Drainase Dinas Bina Marga Kota Medan Windi Lestari Astuti mengatakan, banyak hal yang menyebabkan genangan air saat ini, mulai tumpukan sampah di dalam parit hingga minimnya koordinasi dilakukan dengan pihak terkait.“Selama masyarakat buang sampah sembarangan atau ke dalam parit, genangan air tetap terjadi.
Pemeliharaan yang dilakukan selama ini menjadi sia-sia,”ungkapnya. Dia menambahkan, tumpukan sampah menyebabkan aliran air tidak normal. “Pengorekan parit yang dilakukan selama ini tidak akan berjalan lama. Setelah dikorek, masyarakat kembali membuang. Masyarakat jangan hanya bisa mengeluh,tapi harus ikut menjaga dan memelihara,”tambahnya. Selain itu, belum maksimalnya penanganan drainase di Kota Medan disebabkan masih minimnya koordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai Sumut dan Dinas Tarukim Sumut. Sebab, Dinas Bina Marga Kota Medan hanya menangani drainase tersier dan sedikit sekunder.Mereka tidak menangani drainase primer, yaitu sungai.
“Kami tidak mungkin menangani bukan pekerjaan kami.Kalau drainase lain tidak tertangani,hasilnya tetap tidak maksimal, bahkan air kembali lagi, karena tersumbat di pembuangan,”bebernya. Kata Windi,mereka berencana membuat kesepakatan dengan pihak terkait atau duduk bersama menyelesaikan masalah ini. “Harus duduk bersama dan bekerjasama menyelesaikannya.Dengan begitu jelas setiap tahun mengerjakan apa,”tegasnya. Namun,Windi tidak ingat berapa meter drainase yang belum maksimal dan titik genangan air saat ini.
Dia hanya mengatakan,upaya mengurangi titik genangan air tetap dilakukan dengan cara melakukan perawatan dan korek parit.“Pemeliharaan rutin setiap tahun tetap dengan anggaran yang tidak besar.Banyakmemangyangbelummaksimal dan inilah terus kami upayakan membenahinya,”pungkasnya. Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Medan,Muslim Maksum, mengakui Pemko Medan sudah berupaya membenahi drainase. Dia berharap program itu diteruskan.
“Apa yang dilakukan sudah ada perbaikan. Kami harapkan diteruskan. Kami juga meminta anggaran yang disediakan jangan lari dari kegunaannya,”tandasnya. (reza shahab)
Post Date : 17 Desember 2010
|