|
Jakarta, Kompas - Sebagai tindak lanjut kunjungan Gubernur Sutiyoso ke beberapa investor potensial di Timur Tengah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengirimkan tim untuk mempresentasikan proyek saluran penampungan air bawah tanah atau deep tunnel reservoir ke Islamic Development Bank (IDB). Tim bertugas untuk meyakinkan para investor di Jeddah, Arab Saudi, agar mau membiayai proyek senilai Rp 4,4 triliun itu. Menurut Sutiyoso, tim yang akan mempresentasikan proyek itu dipimpin Ahmad Lanti, Ketua Badan Regulator Pelayanan Air Minum (BR PAM). BR PAM merupakan lembaga pertama yang mengusulkan pembangunan saluran penampungan air bawah tanah kepada Sutiyoso. Saluran sepanjang 17 kilometer dari Manggarai sampai Muara Angke atau sepanjang Banjir Kanal Barat itu dapat menampung 30 juta meter kubik air. Air yang ditampung dapat berupa luapan sungai dan dapat menjadi sumber air baku perusahaan air minum saat kemarau. "Investasi di sektor infrastruktur ini menarik karena airnya dapat dijual sebagai air baku dan kotoran yang diendapkan dari air dapat diolah dan dijual sebagai pupuk. Nilai penjualan air dan pupuk mencapai triliunan rupiah per tahun," kata Sutiyoso. Nilai investasi yang diharapkan dari IDB dapat dipenuhi dengan mudah karena bank itu memiliki cadangan dana yang besar. Namun, DKI butuh Undang-Undang Sukuk dan Perbankan Syariah untuk mendapat pembiayaan dengan sistem syariah. "Investasi dengan sistem pembiayaan syariah sangat diminati para investor besar dari Timur Tengah. Mereka memiliki kelebihan dana sebagai hasil dari kenaikan harga minyak tahun lalu. Namun, investasi besar itu hanya dapat dinikmati Malaysia karena mereka mempunyai peraturan yang memungkinkan dijalankannya sistem pembiayaan syariah," kata Sutiyoso. (eca) Post Date : 24 April 2007 |