|
SEMARANG, KOMPAS - Pemerintah Kota Semarang segera memperoleh hibah dari Departemen Kesehatan berupa empat alat pemurni air yang dapat digunakan untuk mengubah air payau menjadi air minum. Rencananya, alat tersebut diberikan kepada korban banjir dan rob di Kota Semarang. "Alat pemurni air tersebut akan datang pada Desember ini," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Tatik Suyarti di Semarang, Senin (1/12). Menurut Tatik, setiap alat pemurni itu menghasilkan air minum sebanyak 500 galon atau 9.000 liter dalam satu jam. Menurut Tatik, alat yang berukuran 2 meter x 4 meter itu bernilai Rp 230 juta per buah. Selain Kota Semarang, terdapat 10 daerah lain yang memperoleh hibah alat yang sama, yaitu Kabupaten Pati, Jepara, Sukoharjo, Sragen, Blora, Kudus, Grobogan, Purbalingga, Banyumas, dan Kota Surakarta. Masing-masing daerah mendapatkan dua alat pemurni air. Tatik menambahkan, korban banjir dan rob yang akan dibantu dengan alat ini meliputi warga Kelurahan Mangunharjo di Kecamatan Tugu, Kelurahan Tambakrejo di Kecamatan Gayamsari, Kelurahan Trimulyo di Kecamatan Genuk, dan Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara. Mekanisme bantuan tersebut diserahkan kepada warga setempat melalui pengawasan lurah atau camat. "Boleh gratis atau dipungut biaya, bergantung dari kesepakatan warga," kata Tatik. Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Semarang Muhammad Afif menilai bantuan alat pemurni air kepada korban banjir dan rob merupakan langkah tepat. Afif menilai, Pemkot Semarang perlu mengawasi penyaluran bantuan guna menghindari penyimpangan atau monopoli oleh oknum. (ILO) Post Date : 02 Desember 2008 |