|
Tasikmalaya, Kompas - Pemuda Pelopor dari Komite Nasional Pemuda Indonesia Kota Tasikmalaya Andri Priatna berhasil mengembangkan usaha pupuk organik dari limbah pasar. Dengan mempekerjakan beberapa pemuda di Kelurahan Setyamulya, dia telah memproduksi pupuk organik dengan label Biotani Plus delapan ton per hari. "Pemasaran pupuk organik masih terbatas di wilayah Jawa Barat, untuk pertanian dan tanaman hias. Jika pemasaran dibantu untuk daerah lain, produksi bisa lebih ditingkatkan," kata Andri dalam eksposenya di hadapan Menteri Negara Negara Pemuda dan Olahraga Adyaksa Dault, yang berkunjung ke lokasi pabrik pembuatan kompos tersebut, Kamis (12/7). Bersama istrinya, Tintin Rostiningsih, Andri memulai usaha mengolah limbah/sampah pasar sejak 2002. Ia tertarik mengembangkan usaha pupuk kompos karena ramah lingkungan dan bahan bakunya tersedia banyak. "Pupuk organik, selain meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman, juga meningkatkan kualitas hasil pertanian," katanya. Menteri Adhyaksa Dault bangga melihat pemuda anggota KNPI bisa berwirausaha dan menyerap tenaga kerja. "Pemuda tak zamannya lagi berorientasi mengejar kekuasaan. Lebih baik berbuat untuk masyarakat banyak, membina masyarakat, dan atau mengembangkan usaha mandiri," tuturnya. Menurut Adhyaksa, usaha pemuda mengolah limbah sampah ini mesti disokong pemerintah kota melalui dinas pertanian dan pihak terkait lainnya. Tentang pemasaran yang menjadi kendala, Adhyaksa akan membicarakannya dengan Menteri Pertanian. "Departemen Pertanian mungkin bisa membantu untuk bisa membuat usaha ini lebih berkembang," harapnya. Pemakaian pupuk organik, kata Adhyaksa, perlu lebih digalakkan sehingga masyarakat mengonsumsi produk pertanian yang sehat. Dengan demikian, masyarakat kita pun memiliki jiwa dan badan yang sehat, sehingga negara juga kuat. (nal) Post Date : 14 Juli 2007 |