Pemprov Siapkan 3 Lokasi TPA

Sumber:Koran Sindo - 14 Januari 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BANDUNG(SINDO) – Pemprov Jabar menyiapkan tiga TPA sekaligus guna menyelesaikan permasalahan sampah di wilayah Bandung Raya.

Selain TPA Legoknangka di Kampung di Kampung Legoknangka, Kampung Legoknangka, Desa Ciherang,Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, dan TPA Leuwigajah di Kampung Pojok,Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi, Pemprov Jabar juga berupaya terus mengoperasikan TPA Sarimukti yang habis masa kerja samanya dengan Perum Perhutani pada 2018.

“Kami berpikir bahwa banyak TPA lebih bagus.TPA Sarimukti kita terus upayakan beroperasi karena habis masa kerja samanya pada 2018,”ungkap Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Jabar Denny Djuanda saat ditemui di Gedung Pusdai,Jalan Diponogoro Kota Bandung,kemarin. Menurut Deny, Pemprov Jabar dan empat daerah di Bandung Raya masih bisa memanfaatkan lahan Perum Perhutani dengan syarat mengubah sistem pengolahan sampah di sana.

Dalam memorandum of understanding (MoU) antara Pemprov Jabar dengan Perum Perhutani Unit III Jabar yang ditandatangani pada 25 Januari 2008,pengoperasian TPA Sarimukti berlaku hingga 2018. Dalam MoU tersebut sistem yang harus digunakan adalah sistem composting dan sanitary landfill, sementara dalam realisasinya tidak ada sistem composting, hanya pembuangan sampah.

”Nah, yang dipermasalahkan adalah bagaimana kami (Pemprov Jabar) dan empat daerah tersebut mengubah sistem pengolahan serta tidak membuat sampah di Sarimukti menumpuk. Ini harus kita siasati bersama. Jadi bisa dipastikan bahwa Sarimukti bukan ditutup pada 2010,namun dalam perjanjiannya pemanfaatan lahan hingga 2018.Masalahnya hanya bayar-membayar (tipping fee), dan nanti akan kita selesaikan karena ini adalah tanggung jawab kabupaten/ kota yang difasilitasi oleh pemprov,”papar Deny.

Menurutnya, untuk mengupayakan beroperasinya TPA Sarimukti hingga 2018 perlu ada perubahan budaya pembuangan sampah masyarakat Bandung Raya. Sistem pembuangan sampah harus disosialisasikan kepada masyarakat sehingga nantinya akan memudahkan sistem composting di TPA. Sementara untuk TPA Legoknangka, pemprov menargetkan bisa membebaskan lahan pada tahun ini, sehingga pada 2010 TPA tersebut bisa dioperasikan.

“Selama proses itu,kita masih memfungsikan lahan di Sarimukti untuk pembuangan sampah,namun jika kabupaten/kota memiliki solusi lain, kami serahkan saja kepada mereka,”paparnya. Pemanfaatan TPA Legoknangka saat ini masih dalam proses perizinan yang ditargetkan selesai dua bulan ke depan atau pada Februari. Setelah perizinan selesai, legal aspek harus jelas dan sistem pengelolaannya juga harus bisa disepakati bersama antardaerah yang menjadi calon pengguna lahan tersebut.

Dia menambahkan, Legoknangka hanya akan digunakan untuk wilayah Bandung Raya wilayah timur, sementara untuk TPA Bandung Raya wilayah barat,pemprov berencana mengoperasikan kembali TPA Leuwigajah di Kota Cimahi.Namun, hal itu akan dibicarakan terlebih dulu dengan masyarakat yang sudah mengalami masa trauma pascabencana longsor sampah beberapa tahun lalu.

”Ini bisa dilakukan sembari kita membebaskan lahan untuk TPA Legoknangka.Untuk TPA Leuwigajah, kita sadar sulit untuk kembali mengoperasikan, karena kita harus menghadapi masyarakat di sekitar sana.Namun kita harus pastikan bahwa tidak akan terjadi apa pun seandainya Leuwigajah difungsikan lagi, dengan teknologi yang baru tentunya,”tutur Deny. Rencananya, besok pemprov mengundang Bapeda dari lima daerah calon pengguna TPA Legoknangka dan TPA Leuwigajah, yakni Kabupaten Bandung,Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB),Kota Cimahi,Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Garut.

Pada kesempatan sama, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan,pihaknya terus mengupayakan agar TPA Sarimukti tidak ditutup. Dengan demikian,tidak akan terjadi lagi darurat sampah di Kota Bandung seperti pada 2005 lalu. ”Jelas, sangat baik jika memang MoU-nya hingga 2018. Dengan begitu kita memiliki banyak TPA, karena kita juga akan mengoperasikan TPA Legoknangka,” ujar Heryawan. (krisiandi sacawisastra)



Post Date : 14 Januari 2009