Pemprov NTT Diminta Tanggap

Sumber:Suara Pembaruan - 13 November 2009
Kategori:Air Minum

[KUPANG] Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT), diminta tanggap terhadap krisis air bersih yang melanda Kota Kupang dengan berkoordinasi dengan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kupang dan PDAM Kabupaten Kupang karena dua PDAM ini melayani kebutuhan air besih bagi warga kota.

Hal itu dikemukakan Direktur PDAM Kabupaten Kupang, Masya Djonu kepada SP di Kupang, Jumat (13/11). Dia mengatakan, krisis air bersih ini disebabkan kekeringan panjang yang mengakibatkan keringnya sejumlah sumber air. Sementara itu, sumber air lainnya mengalami penurunan debit secara drastis. Akibatnya, distribusi air bersih bagi pelanggan tersendat-sendat.

Dikatakan, sebuah sumur bor di Penfui Timur mengalami kekeringan, sehingga tidak dapat disedot lagi sejak pekan lalu. Demikian juga, sumber air di Amnesi yang menurun drastis, sehingga ketinggian air dalam bak induk berada jauh di bawah pipa distribusi. Akibatnya, ribuan pelanggan tidak terlayani dan konsekuensinya, terpaksa dikerahkan mobil tangki berkapasitas 4.000 liter ke sejumlah wilayah.

Dijelaskan, pengerahan mobil tangki untuk distribusi air bersih juga tidak menjawab keluhan warga mengenai ketiadaan air bersih. Pasalnya, satu mobil tangki mendistribusikan air besih ke salah satu bak umum di satu wilayah dan masyarakat dipersilakan mengambil air sesuai kebutuhannya. Namun, kapasitas air yang didistribusikan tidak mencukupi kebutuhan warga.

Menjadi Andalan

Menurut Djonu, sumber air Baumata yang selama ini menjadi andalan karena debitnya 75 liter per detik, mengalami penurunan hingga tinggal belasan liter per detik saja. Selain akibat kekeringan panjang, penurunan debit air di sejumlah sumber air tersebut juga disebabkan penambahan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perluasan kawasan permukinan di kawasan tangkapan air.

Hubungan Masyarakat PDAM Kupang Jusuf K Nope mengatakan, seluruh sumber air yang dikelola PDAM Kabupaten Kupang, saat ini mengalami penurunan drastis antara 60 sampai 70 persen dari debit normal. Para petugas tengah mengidentifikasi debit air di sumber-sumber tersebut. Namun, hasilnya belum diserahkan.

Dijelaskan, sumber air Baumata berkapasitas 62 liter per detik (62). Oepura (40), Aukolo (20), Oeba (15), Oeleu (15), Amnesi (15), Dendeng (10), Kolhua (15), Sagu (90), Bonen (25), dan Tarus (9). Sumber air Oeba tidak dikelola lagi karena airnya terkena bakteri Ecoli. Selain itu, sumber dari sumur bor pramuka (2,5), Sikumana (20), Oetona I (15), Oetona II (15), Kelapa Lima (8), Liliba (5), Namosain (10), Alak (15), Nasipanaf (4,5), SMKK (4,5), Pola I (18), dan Pola II (7,5). Sumber bor Nasipanaf tidak beroperasi karena mesin pompa bermasalah, katanya.

Untuk sementara, tambahnya, solusi terbaik dalam mengatasi krisis air bersih di Kota Kupang adalah menghimpun seluruh mobil tanki milik pemerintah agar dapat dimanfaatkan untuk distribusi air bersih bagi warga yang benar-benar kesulitan air bersih. Pasalnya, di PDAM Kupang hanya terdapat dua unit mobil tangki yang juga sudah berusia tua. [120]



Post Date : 13 November 2009