Pemprov Minta Operator Kurangi Tingkat Kebocoran Air

Sumber:Suara Pembaruan - 29 Agustus 2007
Kategori:Air Minum
[JAKARTA] Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI meminta PDAM Jaya mengurangi uncounted for water atau air yang tidak terbayar (tingkat kebocoran air) yang didistribusikan PT Thames PAM Jaya (TPJ) dan PT PAM Lionasse Jaya (Palyja).

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Fauzi Bowo kepada Direktur Utama PDAM Jaya, Haryadi Priyohutomo dalam rapat pembahasan ketersediaan dan pasokan air, di Balai Kota, Selasa (28/8).

"Saya akan sampaikan permintaan wagub kepada TPJ dan Palyja agar mereka mengurangi tingkat kebocoran air," kata Haryadi yang akrab disapa Didiet, kepada wartawan seusai rapat tersebut.

Dia mengungkapkan, tingkat kebocoran air kedua operator saat ini rata-rata mencapai 51 persen. Selama semester I 2007, tingkat kebocoran air TPJ mencapai 53 persen dan Palyja 49 persen.

Tingkat kebocoran air tersebut, 24,88 persen penyebabnya adalah masalah teknis dan 26,12 persen masalah komersial. Ada dua penyebab teknis, yakni pipa bocor dan pembersihan pipa yang menyebabkan terjadinya kehilangan air. Selama semester I 2007, lanjutnya, kehilangan air akibat pipa bocor rata-rata mencapai 21,48 persen dan pembersihan pipa 3,40 persen.

Sedangkan masalah komersial antara lain disebabkan sambungan ilegal, pelanggan nakal, pembacaan meter yang salah, meter rusak, ketidakakuratan meter dan distribusi air untuk kegiatan sosial. Sambungan ilegal menjadi penyebab terbesar dengan tingkat kebocoran 10,30 persen diikuti pelanggan nakal 10,07 persen.

"Jadi, dari 51 persen air yang tidak terbayar hanya 20 persen yang dicuri. Kita juga tidak menerima begitu saja laporan mitra swasta tapi kita menggunakan konsultan asing untuk mengauditnya," jelas Didiet. [J-9]



Post Date : 29 Agustus 2007